kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45999,83   6,23   0.63%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belanja bansos melesat 75,8% per Juli 2018


Selasa, 14 Agustus 2018 / 22:04 WIB
Belanja bansos melesat 75,8% per Juli 2018
ILUSTRASI. Askolani, Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, belanja bantuan sosial atau bansos mengalami kenaikan 75,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu per Juli 2018. Secara nominal, belanja bansos tersebut tercatat sebesar Rp 56,2 triliun. Angka itu lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya Rp 32 triliun.

Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, peningkatan bansos tersebut didorong oleh penyaluran untuk program keluarga harapan (PKH). Adapun penerima PKH di tahun ini lebih tinggi dari sebelumnya.

"Bansos cepat di PKH, lebih banyak dari sebelumnya, dari dana kemiskinan masyarakat ke bawah. Selain itu juga kesehatan dipercepat, sebagai bentuk pelayanan BPJS dan diyakini pendanaannya bisa dijaga," ujar Askolani di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa (14/8).

Secara keseluruhan, belanja K/L mencapai Rp 375,93 triliun atau 44,36% dari pagu alokasi APBN 2018 (tumbuh 9,71% dari tahun 2017. Realisasi belanja K/L tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi belanja K/L pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penyerapan belanja K/L tersebut selain percepatan penyaluran bantuan sosial seperti PBI, PKH dan bidikmisi adalah kelanjutan kebijakan percepatan pelaksanaan kegiatan melalui lelang dini, pembayaran THR bagi PNS, dan pelaksanaan beberapa agenda strategis seperti Pilkada serentak dan persiapan Asian Games 2018.

Peningkatan realisasi belanja non K/L dipengaruhi oleh realisasi belanja pegawai lebih tinggi terutama pembayaran THR bagi pensiunan, outstanding utang, kenaikan tingkat bunga obligasi negara, dan melemahnya nilai tukar rupiah, dan realisasi pembayaran subsidi merupakan dampak dari menguatnya harga minyak dunia, melemahnya nilai tukar rupiah, serta pemenuhan kewajiban Pemerintah atas kurang bayar tahun-tahun sebelumnya sesuai hasil audit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×