Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan bahwa ia telah membahas dengan Duta Besar Australia Kevin Burnett dan Panglima Angkatan Bersenjata Australia General Angus Campbell soal aliansi militer AUKUS (Australia-Inggris-AS).
“Dubesnya sudah ke saya. Panglimanya juga sudah ke saya, menjelaskan tentang AUKUS,” ujar Yudo Margono usai acara kegiatan layanan zakat Baznas bersama TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (5/4/2023).
Kepada Dubes Australia, Yudo Margono meminta agar Indonesia jangan sampai ikut terdampak kerja sama aliansi militer AUKUS.
“Saya juga tetap menjaga stabilitas di wilayah kawasan, walaupun mereka menggunakan proyek (AUKUS) ini dan jangan sampai wilayah Indonesia ini menjadi terdampak apabila terjadi hal yang tidak kita inginkan,” kata Yudo.
Baca Juga: Setelah Kapal Selam Nuklir, Australia Incar 220 Unit Rudal Tomahawk dari AS
Yudo Margono meminta Australia tetap komitmen bekerja sama dengan Indonesia untuk menjaga stabilitas kawasan. “Tentunya saling menjaga antara Indonesia dan Australia,” ujar Yudo.
Sebelumnya, Chief of the Royal Australian Navy atau Kepala Staf Angkatan Laut Australia Vice Admiral Mark Hammond mengatakan bahwa kerja sama aliansi militer AUKUS tidak akan mengubah komitmen Australia dan Indonesia.
Hal itu disampaikan Mark Hammond dalam kunjungannya ke Markas Besar Badan Keamanan Laut (Bakamla), Jakarta, pada Senin (20/3/2023).
“AUKUS adalah wadah yang memungkinkan ketiga negara (Australi-Inggris-AS) berbagi teknologi dan kemampuan dengan baik,” ujar Mark dikutip dari siaran pers Bakamla, Selasa (21/3/2023).
Ia mengatakan, partisipasi Australia dalam AUKUS akan memperkuat kemampuan pihaknya dalam bekerja sama dengan mitra regional untuk mendukung stabilitas dan keamanan.
Mark juga meyakinkan bahwa kesepakatan AUKUS tidak mengubah komitmen Australia terhadap Indonesia untuk saling bekerja sama dalam menjaga keamanan laut kawasan.
Baca Juga: Laksamana Top AS: Gesekan di Indo Pasifik Mencemaskan dan Bergerak ke Arah yang Salah
Dikutip dari Kompas.id, Indonesia dan ASEAN berada di persimpangan kekuatan pertahanan militer dan ekonomi kuat di dunia, yakni AUKUS dan China. AUKUS merupakan pakta pertahanan, akronim dari ketiga anggota aliansi, yaitu Australia, United Kingdom (Inggris) dan United States (Amerika Serikat).
Aliansi pertahanan ini menjalin kerja sama di sejumlah bidang, seperti kecerdasan buatan, perang dunia maya, kemampuan pertahanan bawah air, dan kemampuan serangan jarak jauh.
Kerja sama ketiga negara itu disinyalir untuk melawan pengaruh kekuatan China di kawasan Indo-Pasifik. Di bawah AUKUS, Australia dikabarkan akan membeli setidaknya lima kapal selam berpropulsi nuklir dari Inggris dan AS.
Baca Juga: Australia Segera Boyong Sistem Rudal HIMARS Senilai US$385 Juta dari AS
Selain kelima kapal selam kelas Virginia yang akan dibeli dari AS, Australia juga akan membeli kapal selam bertenaga nuklir dari Inggris jenis SSNR untuk menggantikan armada Astute yang purnatugas.
Pembelian dan pengembangan bersama teknologi kapal selam berpropulsi nuklir oleh Australia dari AS dan Inggris mengharuskan kedua negara tersebut berbagi teknologi nuklir dengan Australia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Panglima TNI Minta Australia agar Indonesia Tak Terdampak Aliansi Militer AUKUS Vs China"
Penulis : Nirmala Maulana Achmad
Editor : Novianti Setuningsih
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News