kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Yenni Wahid: Jokowi dan Gus Dur sangat mirip


Jumat, 27 September 2013 / 07:42 WIB
Yenni Wahid: Jokowi dan Gus Dur sangat mirip
ILUSTRASI. Pemerintah merilis syarat perjalanan terbaru, termasuk menggunakan pesawat terbang, yang berlaku mulai 18 Mei 2022. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/nz


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemberian peci milik Abdurrahman Wahid (Gus Dur) oleh sang istri, Sinta Nuriyah, kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo rupanya bukan sekadar pemberian. Menurut putri almarhum Gus Dur, Yenni Wahid, karakter Jokowi seperti Gus Dur.

Menurut Yenny, Jokowi tidak suka dengan prosedur birokrasi yang berbelit-belit, seperti Gus Dur. Jokowi dianggap terus terang dan langsung ke permasalahan. Blusukan ke kampung-kampung, kata Yenni, merupakan bukti yang paling nyata.

"Turun langsung ke masyarakat, menyelesaikan masalah, itu sama persis seperti prinsip Gus Dur yang sering bilang 'gitu aja kok repot'. Kami lihat keduanya sangat mirip," kata Yenni saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/9/2013).

Selain itu, Jokowi dianggap pantas menerima peci berbahan rotan serta berwarna krem dengan garis coklat tersebut karena dia mengelola pemerintah dengan baik saat di Surakarta atau di Jakarta.

"Peci itu salah satu bentuk apresiasi keluarga besar kami kepada Pak Jokowi dalam mengelola daerahnya. Beliau itu sangat mengayomi seluruh lapisan masyarakat," ujar Yenni.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu juga dianggap memberikan perhatian lebih terhadap isu toleransi beragama. Jokowi juga dianggap tak memberikan ruang bagi ormas mengatasnamakan agama untuk berlaku tak adil.

Yenni memberi contoh saat anggota ormas Islam mendatangi kantornya di Surakarta, saat Jokowi menjadi wali kota. Kala itu, polisi menangkap para pelaku perusakan salah satu gereja Surakarta. Anggota ormas itu pun mendatangi Jokowi. Namun, bukannya menghindar atau menyuruh perwakilan untuk bertemu, Jokowi langsung berhadapan dengan mereka dan memberikan pengertiannya.

"Gaya Jokowi sangat lembut, tapi kukuh dalam menegakkan konstitusi. Itu juga berlaku di kasus Lurah Susan. Jokowi bilang tak akan ganti lurah itu meski banyak yang menentangnya," lanjutnya.

Berdasarkan alasan-alasan itu, akhirnya keluarga besar Wahid Institute memutuskan mengundang Jokowi untuk menjadi key note speaker dalam Hari Lahir Ke-9 Wahid Institute, Kamis siang. Pada kesempatan itulah, orang nomor satu di Jakarta itu mendapatkan hadiah khusus dari keluarganya. (Fabian Januarius Kuwado/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×