kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wow, konsumsi rokok di Indonesia melonjak tinggi


Rabu, 27 Juli 2011 / 19:01 WIB
Wow, konsumsi rokok di Indonesia melonjak tinggi
BLACKPINK dan Teddy membahas lagu Whistle di dokumenter BLACKPINK: Light Up The Sky.


Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Longgarnya pengaturan mengenai rokok di Indonesia sudah membuahkan hasil yang sungguh memprihatinkan. Riset dari Peneliti Lembaga Demografi FEUI Abdillah Ahsan menemukan konsumsi rokok pada tahun 1995 ke tahun 2010 sudah melonjak tinggi.

Hal itu terbukti dari data konsumsi rokok orang dewasa yang berusia di atas 15 tahun pada tahun 2010 meningkat menjadi 34,7% melonjak dari 27% di tahun 1995.

Lonjakan paling tinggi terjadi pada perokok laki-laki dewasa. Menurut riset prevalensi laki-laki dewasa (banyaknya laki-laki dewasa yang merokok) terus meningkat dari 53% menjadi 66%. "Dengan kata lain, tahun 1995, 1 dari 2 laki-laki dewasa merokok dan ini meningkat menjadi 2 dari 3 lelaki dewasa merokok. Sementara untuk perempuan dewasa kalau tahun sebelumnya hanya sebesar 1,7 % jadi meningkat menjadi 4,2%," ujar Abdillah ketika diskusi mengenai Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBH-CT) Rabu (27/7).

Sementara itu, jumlah perokok anak-anak yang berusia 10-14 tahun juga mengalami peningkatan.
Misalnya jumlah perokok hanya 0,3% atau sekitar 71,7 ribu orang. Namun, pada tahun 2010 prevalensi merokok meningkat menjadi 2% atau menjadi 426,2 ribu jiwa. "Artinya dalam 12 tahun jumlah perokok anak meningkat 6 kali lipat," imbuhnya.

Tambahan perokok di remaja berusia 15-19 tahun dari tahun 1995-2007 pun sangat mengkhawatirkan. Misalnya berdasarkan data tahun 1995 hanya 7% yang merokok, namun 2007 menjadi 19%.

Di tahun 1995, remaja lelaki yang merokok hanya 14%, meningkat menjadi 37%. Sedangkan remaja perempuan yang merokok pun meningkat 5 kali lipat dari 0,3% menjadi 1,6%. "Dalam 12 tahun prevalensi merokok remaja meningkat 2 kali lipat," jelasnya.

Menurut Abdillah, fakta ini menunjukkan bahwa remaja adalah target pasar dari industri rokok. Baginya peningkatan yang drastis ini memperlihatkan betapa efektifnya strategi pemasaran industri rokok. Serta, betapa lemahnya negara dalam melindungi remaja dari perangkap industri rokok.

Bukan hanya itu saja, menurut Abddilah mengestimasi jumlah perokok di Indonesia pada 2007 meningkat menjadi 65,2 juta orang. Padahal, pada tahun 1995 jumlah perokok di Indonesia hanya 34,7 juta orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×