kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Waspada, perlambatan ekspor dan investasi bisa jadi sumber kerawanan ekonomi


Selasa, 14 Agustus 2018 / 14:50 WIB
Waspada, perlambatan ekspor dan investasi bisa jadi sumber kerawanan ekonomi
ILUSTRASI. Menkeu Sri Mulyani


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal II-2018 turun 12,9% dibandingkan kuartal II-2017. Hal ini menyebabkan investasi secara total hanya tumbuh 3,1%.

Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pemerintah tengah menyusun strategi. Sebab, turunnya PMA menjadi salah satu pemicu kerawanan dalam pertumbuhan ekonomi.

"Kalau FDI (foreign direct investment) dan ekspornya tumbuh tidak terlalu tinggi, maka kita akan sangat bergantung pada arus modal yang jangka pendek. Dan ini bisa menjadi salah satu sumber kerawanan," ujar Sri Mulyani di Gedung Dhanapala, Jakarta, Selasa (14/8). 

Oleh karena itu, kata Sri Mulyani, pemerintah saat ini tengah menyiapkan strategi untuk mengelola perekonomian di tengah gejolak perekonomian global. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerawanan tersebut. 

Untuk itu, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini akan mengelola ekonomi secara keseluruhan, tak hanya melihat dari satu indikator saja, misalnya pertumbuhan ekonomi saja atau current account deficit saja.

“Kami sekarang harus mengelola ekonomi secara keseluruhan, jadi tidak lihat satu indikator dan variabel," katanya. 

"Kami ingin memiliki pertumbuhan 5% tapi seimbang dari komposisi. Stabilisasi jadi penting, terutama melihat dampak eksternal, neraca pembayarannya, dan menjaga dinamika dari sisi nilai tukar dan harga komoditas," lanjut Sri Mulyani.

Saat ini strategi yang dijalankan agar momentum ekonomi tetap tumbuh di atas 5% dan neraca pembayaran membaik adalah melakukan subtitusi impor dengan produk lokal. 

"Yang kami lakukan adalah bagaimana bisa mensubtitusi atau menggantikan barang-barang impor dari dalam negeri, apakah sektor industri sudah siap? Kalau belum siap berapa lama investasi diperlukan untuk melakukan hal itu," kata Sri Mulyani. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×