Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) mengingatkan bahwa risiko terhadap ekonomi global semakin meningkat.
Direktur Departemen Riset Dana Moneter Internasional (IMF) Pierre-Olivier Gourinchas menyebutkan, potensi terjadinya perlambatan ekonomi global kini mencapai 30%, naik signifikan dari proyeksi 17% pada Oktober lalu.
“Meningkatnya ketegangan perdagangan akan semakin menekan pertumbuhan,” ujar Gourinchas dalam Konferensi Pers yang dipantau secara daring, Selasa (22/4).
Baca Juga: Perang Dagang Memanas, IMF Perkirakan Angka Pengangguran di Indonesia akan Meningkat
Gourinchas menyoroti sejumlah faktor yang bisa memperburuk situasi, termasuk eskalasi ketegangan perdagangan dan potensi pengetatan kondisi keuangan akibat reaksi pasar terhadap ketidakpastian dan prospek pertumbuhan yang melemah.
Sebaliknya, ia menekankan bahwa prospek pertumbuhan dapat segera membaik jika negara-negara memperlunak kebijakan perdagangannya dan menciptakan lingkungan perdagangan yang lebih stabil dan jelas.
"Prospek pertumbuhan dapat segera membaik jika negara-negara melonggarkan kebijakan perdagangan mereka saat ini dan menciptakan lingkungan perdagangan yang baru, jelas, dan stabil," katanya.
Dalam konteks kebijakan domestik, ia mendorong negara-negara untuk mengatasi ketidakseimbangan internal demi mendorong pertumbuhan dan mengurangi ketidakseimbangan eksternal.
Gourinchas menyarankan Eropa untuk meningkatkan belanja infrastruktur publik, China untuk memperkuat permintaan domestik, dan Amerika Serikat untuk mempercepat konsolidasi fiskal.
Baca Juga: Efek Perang Dagang, IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2025 Jadi 2,8%
IMF juga menyerukan kehati-hatian dan kolaborasi yang lebih baik dalam merumuskan kebijakan.
“Prioritas utama saat ini adalah memulihkan stabilitas kebijakan perdagangan,” kata Gourinchas.
Ia menekankan pentingnya lingkungan perdagangan global yang stabil, jelas, dan dapat diprediksi, serta reformasi terhadap aturan perdagangan internasional yang dinilai sudah usang.
Kebijakan moneter, lanjutnya, harus tetap gesit dan merespons dengan memperketat kebijakan saat tekanan inflasi meningkat dan melonggarkan ketika permintaan lemah.
"Kredibilitas kebijakan moneter akan menjadi kunci, terutama jika ekspektasi inflasi mungkin melemah," katanya.
Selain itu, Gourinchas memperingatkan bahwa kebutuhan pengeluaran fiskal baru, seperti belanja pertahanan atau kompensasi akibat gangguan perdagangan, bisa menjadi beban tambahan.
Negara-negara dengan tingkat utang tinggi diminta untuk berhati-hati, menjaga bantuan tetap terarah dan sementara, serta melakukan reformasi struktural untuk membangun kembali ruang fiskal.
Baca Juga: IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global, Tarif AS Jadi Biang Keladi
Menutup pernyataannya, Gourinchas menekankan bahwa meskipun ada keluhan terhadap sistem perdagangan global saat ini, solusi terbaik adalah memperbaikinya secara bersama.
“Kita semua harus berupaya memperbaiki sistem perdagangan tersebut sehingga dapat memberikan peluang yang lebih baik bagi semua," pungkasnya.
Selanjutnya: Ada Apa dengan Pertumbuhan Kredit Perbankan?
Menarik Dibaca: iPhone 17 Pro Max Muncul di Internet,Ini Dia Spesifikasi yang Bikin Penasaran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News