Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Jepang merupakan negara yang tergolong sukses membangun infrastruktur di negaranya yang rawan bencana dan kepulauan. Kondisi negara Sakura tersebut tidak jauh berbeda dengan Indonesia yang kepulauan dan rawan bencana alam.
Tawaran Negeri Matahari Terbit itu untuk meningkatkan kerjasama pembangunan infrastruktur dengan Indonesia disambut baik oleh Wakil Presiden Boediono dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang Akihiro Ohta di Istana Wakil Presiden, Jumat (27/12).
Wapres mengakui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang tertinggal dalam pembangunan infrastruktur di segala sektor. "Jadi kerjasama yang bisa dilakukan dapat menggunakan skema public private partnership (PPP), terlebih saat ini pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang lebih jelas mengenai PPP," tutur Boediono.
Mantan Menteri Keuangan ini mengatakan, penanganan bencana alam, yang kerjasamanya ditawarkan Jepang, sangat relevan dan penting bagi Indonesia. Pengalaman dan pengetahuan Jepang sangat bermanfaat bagi Indonesia untuk dipelajari. Ia pun mengapresiasi bantuan yang sangat cepat dari Jepang saat terjadi tsunami dan gempa melanda di berbagai daerah di Indonesia.
Pada kesempatan itu, Ohta mengatakan akan melakukan kerjasama dalam pembangunan kereta cepat antara Jakarta -Bandung, pembangunan perluasan bandara Soekarno Hatta dan saluran air kotor di Jakarta. Selain dalam pembangunan infrastruktur secara fisik, Ohta menambahkan, pihak Jepang juga memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam pengoperasian bandara dan pelabuhan.
"Kami juga memilki pengetahuan dan pengalaman dalam mengatasi kemacetan, misalnya jalur khusus untuk belok kanan, pengaturan rambu lalu-lintas. Jadi bukan hardware, tapi juga software-nya," imbuh Ohta.
Ohta mengatakan, mengenai penanganan bencana, kondisi alam kedua negara memiliki kemiripan dengan banyaknya bencana alam yang menimpa, seperti tsunami, gunung meletus, gempa bumi, maupun banjir. Masalah penanggulangan bencana sangat penting bagi kedua negara, dan bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tapi juga harus melibatkan kalangan akademisi, pengusaha dan pemerintah dari kedua negara.
Di bidang pariwisata, Ohta mengatakan bahwa tahun ini merupakan tahun bersejarah bagi bangsa Jepang, karena pada 20 Desember 2013 ini, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Jepang telah melampaui 10 juta orang. Pertumbuhan pariwisata sangat pesat, wisatawan dari Indonesia juga meningkat 36% dibandingkan tahun lalu. Sedangkan wisatawan Jepang yang mengunjungi Indonesia sebanyak 450.000 orang.
Ohta yang juga mantan atlit sumo pada saat menjadi mahasiswa menyampaikan bahwa kerjasama juga dapat dilakukan di bidang olahraga, seperti mendatangkan tim sepak bola Jepang ke Indonesia atau mengirimkan tim bulutangkis Indonesia ke Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News