kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Wapres lebih banyak diam, apa alasannya?


Minggu, 01 September 2013 / 13:56 WIB
Wapres lebih banyak diam, apa alasannya?
ILUSTRASI. Belum 1 Tahun Bekerja? Begini Cara Menghitung THR 2022 yang Anda Dapat. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/foc.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

CIPANAS. Selama menjabat sebagai Wakil Presiden, Boediono dikenal lebih banyak diam ketimbang pendahulunya Jusuf Kalla. Bahkan di tengah krisis ekonomi yang saat ini melanda Indonesia, mantan Menteri Koordiantor Perekonomian tersebut tetap saja tidak banyak mengomentari kondisi perekonomian Indonesia. Padahal Boediono adalah ekonom yang pendapatnya dihargai dan disegani.

Nah dalam acara silaturahim dengan awak media dan para staf Sekretariat Wakil Presiden, di Istana Cipanas, Sabtu (31/8), ia menjawab hal tersebut. Menurut Boediono, ia memilih tidak banyak memberikan komentar di media selama ini, karena tahu posisinya. Sebagai wakil presiden, ia masih memiliki atasan.

"Saya mohon maaf jika belum banyak berita yang didapatkan dari saya. Tapi sebisa mungkin, bila ada yang perlu kita sampaikan ke masyarakat akan kita sampaikan," tutur Boediono.

Menurut Boediono, ia tidak menyembunyikan sesuatu kepada masyarakat. Boediono mengakui bahwa selama ini, ia lebih banyak kegiatan intern ketimbang kegiatan yang terbuka dan bisa diliput media. Menurutnya, saat kegiatan intern tersebut, ia tetap bekerja namun ia merasa tidak ada yang perlu disampaikannya sendiri kepada media.

Di sisi lain, ia menilai, jauh lebih baik jika yang memberikan pernyataan itu adalah para pejabat Menteri, atau Menteri Koordinator atau pejabat BI. Pasalnya, mereka yang menangani persoalan itu di lapangan. Selain itu, Guru Besar Ekonomi dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini mengatakan tidak ingin bila terlalu banyak informasi ke publik yang mengakibatkan informasi itu bertumpuk-tumpuk dan bertentangan satu sama lain. Hal itu berpotensi membingungkan masyarakat. Itulah alasan mengapa selama ini wapes lebih banyak diam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×