Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi global sedang menghadapi tekanan. Hal ini tergambar dengan adanya penurunan pertumbuhan ekonomi menjadi sekitar 3,3% hingga 3,2%.
Ada beberapa tantangan yang menjadi penyebabnya, antara lain konflik geopolitik yang mengganggu rantai pasok dan kebijakan fiskal yang meningkatkan volatilitas pasar.
Hal tersebut masih ditambah dengan adanya tekanan dari populasi yang menua dan target pengurangan emisi gas rumah kaca yang tidak tercapai.
Baca Juga: Tim Prabowo Tekankan Pentingnya Keadilan Dalam Sistem Perpajakan RI
Namun demikian, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono mengatakan bahwa bagi Indonesia, pergerakan ekonomi dari luar bukan hanya menjadi ancaman, tetapi juga sumber peluang.
"Dengan lokasi yang strategis, sumber daya alam, dan populasi yang muda, kami berada dalam posisi untuk mengubah tantangan ini menjadi keuntungan bagi kita semua," kata dia dalam acara Launch of The Economic Prospects (IEP), Senin (16/12/2024).
Ia menambahkan bahwa untuk dapat menciptakan peluang itu, Indonesia perlu memikirkan strategi ekonomi yang adaptif dan berubah dari strategi konvensional.
Hal tersebut membutuhkan fondasi ekonomi yang kuat, seperti infrastruktur dan inovasi, agar Indonesia tahan menghadapi guncangan ekonomi dan tren global yang semakin berubah.
Baca Juga: Pemerintah Menggali Utang Baru Rp 483,6 Triliun hingga November Tahun Ini
Thomas menerangkan bahwa Indonesia terus berupaya untuk menjadi negara dengan perekonomian yang kuat pada 2025. Oleh karena itu, Indonesia sangat membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan cepat.
"Tantangan-tantangan yang bisa menghalangi pertumbuhan ekonomi harus dihadapi; kami harus melakukan reformasi yang kuat dan cepat," imbuh dia.
Ia menjabarkan bahwa transformasi tersebut perlu dilakukan dengan berfokus pada tiga hal, yakni makanan, sumber daya manusia (SDM), dan penguatan institusional seperti adaptasi teknologi.
Di sisi lain, kebijakan fiskal juga diperlukan sebagai penyerap guncangan ekonomi (shock absorber). Kebijakan fiskal juga bisa menjembatani reformasi pada kesenjangan, infrastruktur, dan SDM.
Kemudian, ia bilang bahwa anggaran negara merupakan kunci untuk melindungi masyarakat, terutama dalam kondisi ekonomi yang terus berubah.
Baca Juga: Jadi Menteri Keuangan Prabowo, Sri Mulyani Kerap Kabur dari Awak Media
"Indonesia terus berupaya menjaga keseimbangan antara ekuitas, stabilitas, dan keberlanjutan. Untuk mencapai keseimbangan ini, butuh usaha terus-menerus, terutama dalam menghadapi guncangan dan krisis, seperti pandemi Covid-19, dinamika politik dunia, ketegangan Ukraina-Rusia, sampai perang dagang yang melibatkan AS-China dan negara lain," kata dia.
Sebagai informasi, di tengah kondisi tantangan global tersebut, ekonomi Indonesia tetap tumbuh 4,95% pada kuartal III-2024 yang ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspansi manufaktur.
Kemudian, tingkat inflasi Indonesia juga masih berada di dalam target sampai November 2024, senilai 1,6% secara tahunan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wamenkeu Thomas Sebut Indonesia Siap Ubah Tantangan Ekonomi jadi Peluang", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2024/12/16/143700326/wamenkeu-thomas-sebut-indonesia-siap-ubah-tantangan-ekonomi-jadi-peluang.
Selanjutnya: Harga Pangan di Sulawesi Tengah Senin (16/12): Cabai Keriting dan Daging Ayam Turun
Menarik Dibaca: Daftar Top Film Netflix Hari Ini (16/12) di Netflix Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News