Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi belanja negara hingga April 2020 capai Rp 624,0 triliun. Ini setara dengan 23,9% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang sebesar Rp 2.613,8 triliun.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, belanja negara ini turun 1,4% apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. Asal tahu saja, realisasi anggaran belanja negara di 2019 silam sebanyak Rp 632,6 triliun.
"Belanja negara tumbuh negatif 1,4% karena terjadi realokasi anggaran untuk yang sifatnya belanja barang. Seperti perjalanan dinas langsung berhenti semua, sedangkan belanja pegawai tetap jalan, tapi belanja barang langsung berhenti dan dilakukan efisiensi serta juga didorong untuk belanja sosialnya," kata dia dalam telekonferensi, Rabu (20/5).
Baca Juga: Hingga April, defisit APBN 2020 capai Rp 74,5 triliun
Suahasil menjelaskan, realisasi belanja pemerintah pusat sampai dengan April 2020 tercatat sebesar Rp 382,5 triliun, atau setara dengan 20,7% dari pagu APBN 2020 yang ada di dalam Perpres 54/2020 sebesar Rp 1.851,1 triliun.
Belanja pemerintah pusat ini meningkat 3,4% apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 370,1 triliun.
Lebih rinci, realisasi belanja pemerintah pusat ini mencakup belanja Kementerian/Lembaga (K/L) dan belanja non-K/L. Untuk realisasi belanja K/L dalam empat bulan pertama 2020 tercatat sebesar Rp 203,2 triliun. Pada pagu APBN di dalam Perpres 54/2020, untuk pos ini sebesar Rp 836,5 triliun.
Jumlah ini masih naik tipis 1,1% dibandingkan dengan periode yang sama di bulan sebelumnya sebesar Rp 201,1 triliun.
Sementara itu, realisasi belanja non K/L tercatat sebesar Rp 179,3 triliun atau setara dengan 17,7% dari pagu APBN Perpres 54/2020 yang sebesar Rp 1.014,6 triliun. Realisasi ini juga masih mencatat pertumbuhan sebesar 6,1% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 168,9 triliun.
Kemudian, realisasi transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sampai dengan akhir April 2020 adalah sebesar Rp 241,4 triliun, atau setara dengan 31,7% dari pagu APBN Perpres 54/2020 yang sebesar Rp 762,7 triliun.
Namun, realisasi TKDD ini mengalami pertumbuhan negatif 8,0% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 242,5 triliun.
Bila dirinci, transfer ke daerah pada periode ini tercatat sebesar Rp 220,5 triliun atau 31,9% dari pagu APBN Perpres 54/2020 yang sebesar Rp 691,6 triliun. Realisasi ini, mencatatkan kontraksi yang cukup besar yaitu 11,3% apabila dibandingkan dengan realisasi di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 248,5 triliun.
Baca Juga: Resesi global di depan mata, Kemenkeu: Kita berjaga sekuat tenaga
"Ini dipengaruhi oleh alokasi dana bagi hasil (DBH) yang turun karena proyeksi penerimaan juga turun. Dana alokasi umum (DAU) juga turun, ini kami melihat beberapa daerah belum memenuhi syarat penyaluran, berupa laporan penyesuaian APBD dan refocusing realokasi anggaran untuk penanganan Covid-19," kata Suahasil.
Terakhir, realisasi dana desa pada periode ini tercatat sebesar Rp 21,0 triliun atau setara dengan 29,5% dari pagu APBN Perpres 54/2020 yang sebesar Rp 71,2 triliun. Jumlah ini meningkat 49,6% bila dibandingkan dengan realisasi dana desa di tahun sebelumnya sebesar Rp 14,0 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News