Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan layanan digital di ASEAN masih terbilang minim. Karena tidak terdigitalisasi, banyak kalangan masyarakat termasuk pelaku UMKM yang tidak terjamah layanan perbankan.
Wakil Menteri BUMN Rosan P Roeslani menyampaikan, ASEAN merupakan rumah bagi sekitar 650 juta penduduk dan 70 juta UMKM, yang saat ini menghadapi tantangan inklusivitas keuangan.
Lebih dari 70% penduduk ASEAN tidak memiliki rekening bank. Selain itu, sekitar 39 juta dari 70 juta eksponen UKM mengalami kekurangan pendanaan yang cukup besar hingga mencapai US$ 300 miliar per tahun.
“Kita telah melihat munculnya layanan keuangan digital membuka jalan untuk menjembatani kesenjangan keuangan, khususnya underbank, bank, dan UMKM,” tutur Rosan acara ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF), Rabu (6/9).
Baca Juga: Buka KTT ke-26 ASEAN-RRT, Jokowi Dorong Kerja Sama Saling Menguntungkan ASEAN-RRT
Dia mengunghkapkan, kemajuan layanan digital memainkan peran penting dalam mendorong inklusivitas keuangan, landasan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Saat ini, inisiatif keuangan digital Indonesia di kawasan ASEAN telah berkontribusi dalam mempercepat inklusi keuangan di kawasan ini selama beberapa tahun terakhir.
“Kemajuan yang jelas terlihat ketika BUMN memainkan peran penting dalam memandu transformasi di tengah gelombang gelombang keuangan digital,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News