Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
“Terutama perusahaan e-commerce dan jasa on-demand, juga fintech (teknologi finansial),” ujarnya.
Sebanyak 352 start-up atau 35,48% merupakan perusahaan e-commerce. Sementara ada 532 start-up atau 53,63% berada dalam bidang lainnya termasuk jasa on-demand di berbagai bidang.
Baca Juga: Laporan menyebut AS dan China rumah terbesar bagi unicorn dunia
Ada 53 start-up atau 5,34% di bidang fintech, sedangkan 55 start-up atau 5,54% lainnya berada di bidang games.
Perkembangan bisnis ekonomi digital di Indonesia, lanjut Teguh, turut memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor Teknologi, informasi, dan Komunikasi (TIK) misalnya, tumbuh dengan laju konsisten di atas 7%, jauh di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5%.
“Pertumbuhan tenaga kerja di sektor TIK juga masih tinggi, yaitu mencapai 9,21% pada tahun 2018,” ungkap Teguh.
Begitu juga dengan sumbangsih sektor transportasi dan pergudangan yang juga mengalami pertumbuhan di atas 7%. Pertumbuhan ini salah satunya dipengaruhi oleh bisnis e-commerce dan transportasi on-demand seperti Gojek dan Grab.
“Hal ini menjadi indikasi peningkatan peran ekonomi digital di Indonesia,” kata Teguh.
Baca Juga: NextICorn undang start up dan modal ventura hadiri pertemuan di Bali
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News