kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Wabah virus corona berpotensi menambah tekananan terhadap ekspor Indonesia


Senin, 27 Januari 2020 / 21:01 WIB
Wabah virus corona berpotensi menambah tekananan terhadap ekspor Indonesia
ILUSTRASI. Kontainer terlihat di pelabuhan di Huaian, provinsi Jiangsu, Cina 5 Mei 2019. Foto diambil 5 Mei 2019.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merebaknya virus corona yang berasal dari China semakin mengkhawatirkan perekonomian global maupun dalam negeri. Jika kasus virus corona berkepanjangan, neraca perdagangan Indonesia berpotensi makin tertekan. 

Untuk jangka pendek, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal mengatakan, dampak penyebaran virus corona terhadap perekonomian hanya akan terlihat nyata pada sektor pariwisata dan sektor jasa. 

Baca Juga: Virus corona diprediksi akan memukul ekspor dan impor Indonesia ke China

“Seperti kita tahu, proporsi turis China di Indonesia mencapai 10%-12% dan mereka juga punya spending behaviour yang cukup agresif saat berwisata di dalam negeri kita. Dampak ke sektor pariwisata pasti ada dalam jangka pendek ini,” tutur Fithra saat dihubungi, Senin (27/1). 

Jika penyebaran virus corona makin meluas dan tidak dapat tertangani hingga tiga atau empat bulan ke depan, Fithra menyebut, bukan tak mungkin dampak ke perekonomian global maupun Indonesia akan semakin meluas.

Baca Juga: 100 hari Jokowi-Ma'ruf Amin dinilai minim gebrakan untuk pertumbuhan ekonomi

Sebab, mewabahnya virus corona telah menyebabkan China mengisolasi sejumlah wilayah di negaranya sehingga aktivitas perekonomian di wilayah-wilayah tersebut menjadi tersendat bahkan berhenti. 

“Rantai produksi global akan terpengaruh seiring dengan pusat-pusat industri di sana yang tidak berproduksi optimal sehingga menyebabkan kontraksi. Berkurangnya konsumsi dan permintaan juga akan berpengaruh pada perdagangan internasional antara China dan Indonesia,” lanjut dia. 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×