Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berharap harga minyak mentah Indonesia atawa Indonesia Crude Price (ICP) dan nilai tukar rupiah tetap stabil demi menetralkan volume konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan, pihaknya akan terus waspada terhadap harga ICP global dan juga nilai tukar rupiah, karena jika angkanya kembali naik hingga akhir tahun, dapat menaikkan volume konsumsi BBM.
“Ini akan terus diwaspadai, mudah-mudahan bisa mengelolanya dengan baik terutama untuk volume konsumsi. ICP dan kurs akan dicermati, kalau bisa tidak naik lagi sampai dengan akhir tahun akan membantu menetralkan efek volume konsumsi yang cenderung naik dari yang diperkirakan,” tutur Isa dalam Konferensi Pers, Kamis (11/8).
Untuk mengendalikan volume konsumsi tersebut, pemerintah akan mendukung dan meminta PT Pertamina maupun Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk mengendalikan konsumsi BBM dengan menerapkan kebijakan yang tepat pada waktunya.
Baca Juga: Realisasi Belanja Negara Baru 46,5%, Begini Kata Sri Mulyani
Sebelumnya PT Pertamina mencatat penyaluran BBM bersubsidi jenis Pertalite hingga Juli 2022 sudah mencapai 16,8 juta kilo liter. Ini artinya, kuota BBM bersubsidi jenis Pertalite hingga akhir tahun ini hanya tersisa 6,2 juta kilo liter dari kuota tahun ini yang ditetapkan sebesar 23 juta kilo liter.
Bila kuota BBM bersubsidi jenis Pertalite ditambah, maka anggaran subsidi energi tahun ini bisa semakin membengkak. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan hingga akhir tahun kuota BBM jenis Pertalite bisa sampai 28 juta kilo liter. Ini berarti, bakal ada tambahan subsidi melebihi anggaran yang disiapkan yakni sebesar Rp 502 triliun.
Akan tetapi, Suahasil mengatakan, anggaran yang disiapkan Rp 502 triliun tersebut sudah memperhitungkan ICP USD 100/barel, kurs Rp 14.450 lebih tinggi dari yang ada dalam APBN 2022, dan juga volume konsumsi yang diperkirakan sebanyak 15,1 juta kilo liter untuk solar dan Pertalite sebanyak 23,1 juta kilo liter.
“Memang beberapa kurs masih naik turun, ICP sedang menurun saat ini namun ada potensi naik. Namun yang akan diwaspadai volume. Namun volume konsumsi ada di sekitar angka yang kita asumsikan,” jelasnya.
Untuk itu, Pemerintah saat ini akan terus mewadpadai, pengelolaan volume konsumsi BBM agar sesuai dengan yang sudah diperkirakan, sehingga anggaran subsidi tidak makin membengkak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News