Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mutasi baru virus corona berisiko menular kepada anak-anak dan remaja. Menurut Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Pulungan, hal ini merujuk pada kejadian penularan yang dilaporkan di sejumlah negara.
Adapun pemerintah menyatakan, tahun ajaran baru sudah dapat dimulai dengan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas pada Juli 2021.
"Mengingatkan bahwa bahaya mutasi virus ini mengintai anak dan remaja. Outbreak yang terjadi di Italia, Belanda, Perancis, India, serta Malaysia, menunjukkan adanya peningkatan infeksi covid pada anak dan remaja," ujar Aman, dikutip dari siaran pers IDI, Selasa (11/5/2021).
Berdasarkan data British Medical Journal, pada Januari 2021, jumlah anak dan remaja yang terinfeksi Covid-19 di Israel meningkat pesat sejak merebaknya varian B.1.1.7 asal Inggris. Proporsi kasus pada pasien usia dibawah 10 tahun meningkat hingga 23 persen. Bahkan Israel juga telah membuka ruang ICU khusus Covid-19 untuk anak.
Baca Juga: Mutasi virus Covid dari berbagai negara mengintai anak dan remaja
"Kemudian di Corzano, Italia, ditemukan sebagian besar warga yang terinfeksi Covid-19 adalah anak usia sekolah dasar atau lebih muda," ungkap Aman.
"Di kota kecil Lasingerland, Belanda, dari sekitar 818 guru, murid, staf sekolah yang diperiksa, ditemukan 123 kasus positif dengan 46 di antaranya diakibatkan varian mutasi virus baru B.1.1.7," ucapnya.
Selain itu, ada banyak kasus ditemukan juga di komunitas yang terkait dengan outbreak tersebut. Aman menuturkan, outbreak yang terjadi di sejumlah negara tersebut menunjukkan harus ada kewaspadaan dalam pembukaan sekolah.
Baca Juga: MA batalkan SKB 3 Menteri tentang seragam sekolah, ini alasannya
Oleh sebab itu, ia menyarankan langkah mitigasi risiko, seperti implementasi sistem bubble, penggunaan masker dan ventilasi yang baik dengan jumlah murid yang dibatasi.