kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mutasi virus Covid dari berbagai negara mengintai anak dan remaja


Rabu, 12 Mei 2021 / 04:00 WIB
Mutasi virus Covid dari berbagai negara mengintai anak dan remaja


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama beberapa pekan terakhir mencuat lonjakan kasus Covid di India dan kini meluas ke Malaysia serta negara tetangga lainnya. Indonesia mencatatkan kasus harian Covid tertinggi hingga mencapai hampir 10.000 kasus. 

Bahkan mutasi virus turunan B.1 dengan varian seperti di B.1.1.7 yang diidentifikasi di Inggris, B.1.351 yang diidentifikasi di Afrika Selatan, dan B.1.617.1 serta B.1.617.2 yang diidentifikasi di India sudah mulai ditemukan di Indonesia sejak awal tahun ini.

Prof Dr dr Aman Pulungan, SpA(K), Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia dalam rilis (11/5) mengingatkan, bahaya mutasi virus ini mengintai anak dan remaja. Outbreak yang terjadi di Italia, Belanda, Prancis, India, serta Malaysia, menunjukkan adanya peningkatan infeksi Covid pada anak dan remaja. 

Baca Juga: Tambah B.1.617 India, kini ada 4 varian virus corona yang perlu diwaspadai

Berdasarkan data British Medical Journal (BMJ 2021: 372, n 383), di Januari 2021, jumlah anak dan remaja yang terinfeksi covid di Israel meningkat pesat sejak merebaknya varian B.1.1.7. Proporsi kasus pada pasien usia di bawah 10 tahun meningkat hingga 23%. 

Bahkan Israel juga telah membuka ruang ICU khusus Covid pada anak. Di Corzano-Italia, ditemukan sebagian besar warga yang terinfeksi Covid adalah anak usia Sekolah Dasar atau lebih muda. Di kota kecil Lasingerland - Belanda, dari sekitar 818 guru, murid, staf sekolah yang diperiksa, ditemukan 123 kasus positif dengan 46 diantaranya merupakan varian mutasi virus baru B.1.1.7. 

Banyak kasus ditemukan juga di komunitas yang terkait dengan outbreak tersebut. Outbreak yang terjadi di sejumlah negara tersebut menunjukkan kewaspadaan pembukaan sekolah. Langkah mitigasi risiko seperti implementasi sistem 'bubble', penggunaan masker, ventilasi yang baik dengan jumlah murid yang dibatasi, serta screening berkala untuk guru, murid serta staf sekolah sangat penting untuk dilakukan. 

Baca Juga: Tak boleh Anda abaikan, efek samping vaksin Cobid-19 ini

Prof Aman Pulungan menegaskan, kasus di negara lain menjadi pelajaran bagi Indonesia untuk tidak membuka sekolah tatap muka (luring) jika tidak sesuai anjuran IDAI dan organisasi profesi kesehatan. "Serta bagi fasilitas pelayanan kesehatan agar mulai menyediakan ruang ICU Covid khusus anak dan remaja," saran Aman. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×