Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi memperkirakan akan ada lagi vaksin yang tiba di Indonesia pada akhir Februari ini. Yakni vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca.
Meski begitu, Nadia menyebut, jadwal kedatangan vaksin AstraZeneca belum pasti akan tiba akhir bulan ini. Ia bilang, kemungkinan juga bisa tiba pada Maret.
“Ini masih perkiraan ya, tapi bisa juga molor sampai Maret,” kata Nadia ketika dikonfirmasi, Kamis (18/2).
Nadia menyebut, belum ada kepastian berapa juta dosis yang akan datang pada akhir Februari atau Maret tersebut. Yang terang, perkiraan vaksin yang akan tiba antara 2 juta dosis vaksin sampai 5 juta dosis vaksin.
Baca Juga: Telah dimulai, ini 11 kelompok prioritas penerima vaksin Covid-19 tahap dua
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) segera mengeluarkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) untuk vaksin corona dari AstraZeneca.
Hal ini menyusul Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang sudah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk dua versi vaksin virus corona buatan AstraZeneca. Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan informasi bahwa vaksin tersebut masuk dalam daftar emergency use listing (EUL).
Penny menerangkan, saat ini BPOM tengah menunggu berbagai data berkaitan dengan khasiat, mutu dan kualitas vaksin AstraZeneca tersebut dari WHO.
"Kami sedang tunggu itu dalam waktu dekat tentunya. Jadi kami berikan janji kinerja sekitar 5 hari-10 hari, itu akan bisa diterbitkan EUA, secepatnya setelah kami menerima data dossier dari WHO," kata Penny.
Penny berharap, EUA vaksin AstraZeneca tersebut dapat segera diterbitkan sehingga vaksin yang didistribusikan secara multilateral tersebut bisa masuk ke Indonesia.
Lebih lanjut Penny menjelaskan, setelah WHO menerbitkan izin penggunaan darurat, maka setiap negara bertugas untuk menerbitkan EUA oleh otoritas yang berwenang. Ini diperlukan untuk mengawasi, melindungi, hingga memonitor distribusi dari vaksin tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir menerangkan, meski pemerintah sudah menetapkan 7 vaksin yang menjadi bagian dari program vaksinasi, tetapi Bio Farma masih akan memproduksi 1 jenis vaksin, yakni yang bahan bakunya didatangkan dari Sinovac.
"Sementara vaksin lainnya, Moderna, Pfizer, Sinopharm, Novavax, AstraZeneca, kia akan kita impor jadi dulu karena kapasitas produksi lagi difokuskan untuk persiapan produksi yang bahan bakunya dari Sinovac," kata Honesti.
Selanjutnya: Soal rencana vaksin gotong royong, begini penjelasan Komite Penanganan Covid-19 PEN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News