Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan proses penyusunan APBN 2020 dihadapkan pada dinamika perekonomian dan geopolitik global yang sangat tinggi.
Dengan target-target ekonomi yang tetap optimistis, pemerintah akan menghadapi tantangan yang tak mudah untuk merealisasikannya.
Bendahara negara itu menyebut, perang dagang yang berlarut-larut dan eskalasi antara Amerika Serikat (AS) dan China sebagai dua ekonomi terbesar dunia menimbulkan ketidakpastian yang makin sulit diprediksi.
Baca Juga: Sah, DPR setujui Undang-Undang APBN 2020
“Kondisi ini berdampak pada perlambatan ekonomi di banyak negara di dunia dan ketidakpastian harga komoditas yang cenderung melemah,” tutur Sri Mulyani saat menyampaikan pandangan akhir pemerintah pada Sidang Paripurna DPR RI yang mengesahkan UU APBN 2020, Selasa (24/9).
Geopolitik yang juga bergejolak di kawasan Asia dan Timur Tengah, lanjut dia, juga makin membebani tekanan ekonomi global yang melemah.
Kendati dinamika global tinggi, Sri Mulyani menegaskan penetapan indikator ekonomi makro yang menjadi basis perhitungan APBN 2020 tetap realistis. “Namun hal ini harus terus diantisipasi dan dikelola secara tepat dan terukur,” ucapnya.
Asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3% pada 2020 memang berada dalam suasana kecenderungan pelemahan ekonomi global. Sri Mulyani tak memungkiri bahwa upaya untuk mencapainya akan cukup menantang dan menghadapi risiko ke bawah.
Baca Juga: Meski Target Susah Ditembus, Pemerintah dan DPR Menyepakati RAPBN 2020 premium