Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Utang luar negeri (ULN) swasta melaju kencang di kuartal I 2019. Bank Indonesia (BI) merilis ULN swasta per akhir Maret 2019 sebesar US$ 197,13 miliar, naik 12,8% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (yoy).
Pertumbuhan ULN swasta tersebut lebih tinggi dibandingkan kuartal IV-2018 yang tumbuh 11,3% yoy. ULN swasta pada akhir Desember 2018 juga sebesar US$ 190,6 miliar. Laju ULN swasta didorong sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian.
Secara tahunan, industri pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan utang paling tinggi yaitu 31,18% menjadi US$ 30,96 miliar. Disusul industri pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA) yang tumbuh 27,5% yoy menjadi US$ 32,04 miliar.
Utang industri jasa keuangan dan asuransi tumbuh 13% yoy menjadi US$ 48,96 miliar. Sementara, industri pengolahan turun tipis 0,13% yoy menjadi US$ 36,24 miliar.
"Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,2%," tulis rilis BI.
Ditinjau dari tujuan penggunaannya, bank sentral mencatat, peningkatan ULN swasta ditujukan untuk modal kerja yang per akhir Maret lalu mencapai US$ 111,04 miliar atau naik 9,3% dibandingkan Maret tahun lalu.
ULN swasta yang ditujukkan untuk investasi juga mengalami kenaikan 17,9% menjadi US$ 64,95 miliar. Rincian utang swasta menurut tujuan penggunaannya ini tidak termasuk surat berharga domestik, kas dan simpanan, serta kewajiban lainnya.
Menurut jangka waktu sisanya, ULN swasta yang memiliki sisa waktu jatuh tempo jangka pendek atau kurang dari setahun juga mengalami peningkatan. ULN swasta jangka pendek naik dari US$ 47,58 miliar pada Maret tahun lalu, menjadi US$ 50,53 miliar.
Namun, porsi ULN swasta jangka panjang masih lebih besar yaitu 74,4% dari total ULN swasta. ULN swasta jangka panjang tercatat sebesar US$ 146,6 miliar, juga naik dari posisi akhir kuartal I-2018 yang sebesar US$ 127,11 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News