kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Utang luar negeri RI naik 10,1% menjadi US$ 391,8 miliar, ini rinciannya


Kamis, 15 Agustus 2019 / 13:33 WIB
Utang luar negeri RI naik 10,1% menjadi US$ 391,8 miliar, ini rinciannya
ILUSTRASI. Ilustrasi Opini - Membaca Arah Utang Indonesia


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengatakan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal II 2019 tumbuh 10,1% (yoy) atau mencapai US$ 391,8 miliar, yang terdiri dari ULN pemerintah dengan The Fed sebesar US$ 195,5 miliar dan ULN swasta termasuk BUMN sebesar US$ 196,3 miliar.

Pertumbuhan ULN pada kuartal ini lebih tinggi dari pertumbuhan pada kuartal I 2019 yang hanya mencapai sebesar 8,1% (yoy). Hal ini disebabkan oleh transaksi penarikan neto ULN dan penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang menyebabkan utang dalam rupiah tercatat lebih besar dalam denominasi dolar Amerika Serikat.

Baca Juga: BPS: Neraca perdagangan Juli defisit sebesar US$ 63,5 juta

Namun, menurut rilis dari BI, pertumbuhan ULN pemerintah pada kuartal ini meningkat. Pada akhir kuartal II 2019 tercatat sebesar US$ 192,5 miliar atau meningkat sebesar 9,1% (yoy). Sementara pada kuartal sebelumnya hanya sebesar 3,6% (yoy).

BI mencatat, pertumbuhan ini juga sejalan dengan meningkatnya kepercayaan investor asing terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Peningkatan kepercayaan seiring juga dengan kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Standard & Poor's pada Mei 2019.

Ini mendorong pembelian neto Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan global oleh asing pada kuartal II 2019. 

ULN pemerintah ini diprioritaskan untuk pembangunan, terutama pada sektor produktif yang dinilai mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: Pemerintah tambah utang sebesar US$ 2 miliar, setara Rp 28 triliun hingga Juli



TERBARU

[X]
×