Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal IV-2021 turun. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi ULN Indonesia pada akhir kuartal IV-2021 sebesar US$ 415,1 miliar, turun US$ 8,9 miliar dibandingkan dengan posisi ULN pada kuartal III-2021 yang capai US$ 424,0 miliar.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan, perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik, baik pemerintah dan bank sentral, serta sektor swasta.
“Secara tahunan, posisi ULN kuartal IV-2021 kontraksi 0,4% yoy setelah tumbuh 3,8% yoy pada kuartal sebelumnya,” tutur Erwin dalam keterangan resminya, Kamis (15/2).
Adapun Ia mencatat, posisi ULN pemerintah pada kuartal IV-2021 sebesar US$ 200,2 miliar, menurun dari posisi kuartal sebelumnya sebesar US$ 205,5 miliar. Hal ini menyebabkan ULN pemerintah kontraksi 3,0% yoy, setelah tumbuh 4,1% yoy pada kuartal ketiga.
Baca Juga: Cadangan Devisa Turun Tipis di Januari, Salah Satunya untuk Bayar Utang Luar Negeri
Penurunan ULN terjadi seiring beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo dan pelunasan sebagian pokok pinjaman di kuartal IV 2021.
Di samping itu, volatilitas di pasar keuangan global yang cenderung tinggi turut berpengaruh pada perpindahan investasi dari SBN ke instrumen lain, sehingga mengurangi porsi kepemilikan investor nonresiden pada SBN.
Sepanjang kuartal IV-2021, ULN Pemerintah tetap diarahkan pada pembiayaan sektor produktif dan diutamakan untuk mendukung belanja prioritas Pemerintah, termasuk kelanjutan upaya mengakselerasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“ULN Pemerintah terus dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel,” jelas Erwin.
Kemudian, hingga akhir 2021, pemanfaatan ULN pemerintah tercatat ikut mendukung kinerja Pemerintah pada sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 17,9% dari total ULN Pemerintah, sebesar sektor jasa kesehatan, dan kegiatan sosial sebesar 17,2%.
Lalu, sektor jasa pendidikan sebesar 16,5%, sektor konstruksi sebesar 15,5%. dan sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar 12,1%.
Dari sisi risiko refinancing, posisi ULN Pemerintah kuartal IV-2021 relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News