kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   15.000   0,76%
  • USD/IDR 16.809   21,00   0,12%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Utang luar negeri Indonesia di kuartal I 2020 melambat


Jumat, 15 Mei 2020 / 13:49 WIB
Utang luar negeri Indonesia di kuartal I 2020 melambat
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal I-2020 sebesar US$ 389,3 miliar.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat

Sementara, pada akhir kuartal I-2020, ULN lembaga keuangan minus 2,3% yoy, berbalik arah dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 3,6% yoy. ULN perusahaan bukan lembaga keuangan juga tumbuh melambat dari 7,6% yoy pada kuartal IV-2019 menjadi 6,7% yoy pada kuartal I-2020.

Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,7% dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin (LGA), sektor pertambangan & penggalian, dan sektor industri pengolahan.

Baca Juga: Krisis, cadangan devisa emas bank sentral makin gede

Dari sisi struktur ULN Indonesia, BI menilai tetap sehat, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Kondisi tersebut tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir kuartal I-2020 sebesar 34,5%, turun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 36,2%.

Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 88,4% dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

“Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” sebagaimana dikutip dalam keterang resmi BI, Jumat (15/5).

Baca Juga: Pemerintah urungkan rencana penerbitan pandemic bond, apa alternatifnya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×