kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Enam Bulan Pemerintahan Prabowo-Gibran, Tekanan Fiskal Meningkat hingga Maraknya PHK


Minggu, 20 April 2025 / 11:18 WIB
Enam Bulan Pemerintahan Prabowo-Gibran, Tekanan Fiskal Meningkat hingga Maraknya PHK
ILUSTRASI. Ekonom menyoroti kinerja bidang ekonomi selama periode enam bulan pertama pemerintahan Prabowo-Gibran. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah berjalan enam bulan sejak dilantik pada 20 Oktober 2024.

Direktur Center of Economic dan Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyoroti kinerja bidang ekonomi selama periode enam bulan pertama pemerintahan Prabowo-Gibran.

Pertama, penurunan tajam kinerja perpajakan sampai dengan Maret 2025 sebesar 27,8% year on year. Permasalahan Coretax hingga turunnya geliat dunia usaha dan pendapatan sektor berbasis komoditas jadi penyebab utama.

Baca Juga: Kebijakan dan Insentif Prabowo-Gibran Jadi Harapan Baru Saham Konglomerat

Kedua, bengkaknya belanja subsidi hingga Maret 2025 bertambah Rp 535,2 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dari periode awal Jokowi-Amin, yakni Rp 388,6 triliun.

Ketiga, penambahan utang pemerintah dari mulai Prabowo menjabat hingga Maret 2025 senilai Rp 511,3 triliun. 

"Kenaikan utang yang cukup pesat menjadi sinyal bahwa tekanan fiskal meningkat signifikan pada awal pemerintahan Prabowo," ujar Bhima kepada Kontan, Minggu (20/4).

Keempat, Bhima mengatakan adanya PHK massal berlangsung di berbagai sektor khususnya pakaian jadi, dan tekstil. Efek perang dagang bisa menambah buruk gelombang PHK massal, akibat penurunan permintaan ekspor dan naiknya biaya bahan baku produksi.

Baca Juga: Umur 100 Hari Kabinet Prabowo Subianto, Berikut Hasil Survei Kinerja Para Menteri

Kelima, pelemahan kurs rupiah dan IHSG akibat ketidakpercayaan investor terhadap pengelolaan fiskal, pelemahan ekonomi domestik, hingga pembentukan Danantara.

"Keenam, buruknya komunikasi presiden dengan pembantunya dalam kasus pembentukan Danantara, revisi UU TNI, hingga menyikapi tekanan di pasar modal yang cenderung tidak memiliki senses of crisis," ucap Bhima.

Selanjutnya: Panik Bayi Anda yang Sering Menangis? Coba 4 Cara Menenangkan Bayi Ini

Menarik Dibaca: Harga Samsung S23 Terbaru di April 2025, Temukan Informasinya di Sini!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×