Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pemerintah takkan melakukan ekspor beras hingga dua tahun.
Hal tersebut lantaran pemerintah mengutamakan pemenuhan kebutuhan nasional, terutama di tengah ancaman krisis pangan global.
"(Ekspor beras?) Tidak, kita penuhi nasional sampai 2 tahun dulu," kata Syahrul usai Pembacaan Nota Keuangan RAPBN di Kompleks DPR MPR RI, Selasa (16/8).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini stok beras di dalam negeri ada mencapai 10,2 juta ton. Meski stok mencapai angka tersebut, Syahrul tetap menegaskan ekspor tak dilakukan hingga dua tahun.
Pasalnya kondisi saat ini sudah banyak negara yang melakukan pembatasan bahkan penutupan keran ekspor pangan mereka demi kebutuhan masing-masing negara.
Baca Juga: Pemerintah Bakal Wajibkan Importir Gandum Serap Sorgum Petani Lokal
"Sekarang sudah 10,2 juta ton, hasil data BPS. Tapi kita jangan bicara ekspor-ekspor dulu, karena semua negara tutup," tuturnya
Sebelumnya, Lembaga Internasional, Pusat penelitian beras dunia, International Rice Research Institute (IRRI) memberikan penghargaan terhadap Republik Indonesia yang selama tiga tahun terakhir mampu mencapai swasembada beras secara berturut-turut.
Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta. Penghargaan diberikan lantaran IRRI menilai, Indonesia telah mencapai swasembada, dimana mampu memenuhi kebutuhan pangan pokok domestik yakni beras lebih dari 90%.
Jokowi mengatakan, produksi beras nasional dari tahun 2019 konsisten berada di angka 31,3 juta ton, sehingga berdasarkan hitungan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah stok akhir di bulan April 2022 tertinggi di angka 10,2 juta ton.
"Kalau ditanya barangnya ada diman? Ada di masyarakat, di petani di restoran-restoran juga di Bulog plus beberapa di industri pangan totalnya 10,2 juta ton. Inilah mengapa pada hari ini kita diberikan sertifikat Indonesia memiliki ketahanan pangan baik dan sudah swasembada pangan," kata Jokowi dalam Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (14/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News