Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana mewajibkan importir gandum untuk melakukan serapan terhadap sorgum produksi petani lokal. Dengan demikian importir gandum akan menjadi offtaker dari sorgum petani lokal.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, penyerapan rencananya dilaksanakan dengan mekanisme seperti syarat impor.
"Makanya presiden katakan salah satunya yang kita harapkan dari offtaker itu adalah semua yang importasi gandum itu minimal men-takeoffer dulu sorgum kita sehingga sorgum yang ada bisa jadi campuran yang ada," jelasnya usai Pembacaan Nota Keuangan RAPBN di Kompleks DPR/MPR RI, Selasa (16/8).
Skema tersebut telah disetujui oleh Presiden, namun Syahrul belum memberikan keterangan kapan rencana kewajiban penyerapan sorgum tersebut dilakukan. Hal ini menjadi satu keseriusan pemerintah dalam mengembangkan alternatif pangan lokal.
Baca Juga: Harga Gandum Terkerek Naik, Konsumsi Mi Instan Berpotensi Menurun
"Jangan lupa gandum itu sudah 11 juta ton impornya, emang disana lebih murah, tapi kan petani kita tidak dapat apa-apa di sini," imbuhnya.
Tahun 2023, pemerintah rencananya akan membuka 115.000 hektar lahan untuk budidaya sorgum. Dan tahun 2024 akan disiapkan lahan sebesar 154.000 hektar. Adapun untuk penyiapan lahan akan dilakukan oleh Kementerian Pertanian dan juga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Oleh karenanya, Presiden Joko Widodo meminta agar dibentuk roadmap mengenai pengembangan sorgum sampai tahun 2024. Adapun target musim tanam di 2022 yakni 15.000 hektar. Saat ini pilot project dilakukan di Waingapu, Nusa Tenggara Timur.
Dalam pengembangan varietas sorgum, nantinya bakal diberikan penugasan kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sedangkan dari sisi infrastruktur penunjang seperti penyediaan kebutuhan air akan diserahkan kepada Kementerian PUPR.
Realisasi pengembangan sorgum hingga bulan Juni baru dilakukan pada lahan seluas 4.355 hektar, dan tersebar di 6 provinsi dengan produksi 15.243 ton atau produktivitas 3,63 ton per hektar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News