Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli
Imbasnya, beban bunga utang juga akan meningkat dan membuat defisit keseimbangan primer meningkat bukannya turun. Seiring dengan hal tersebut, menurut Bhima hal yang perlu dilakukan pemerintah adalah memastikan stimulus fiskal berjalan dengan efektif.
"Jangan sampai mengulang tahun 2018 di mana total belanja pajak mencapai Rp 221 triliun tapi imbas ke perekonomian tidak signifikan. Dari sisi utang, diharapkan pemerintah tetap melakukan pengendalian bunga, sehingga beban pembayaran bunga di tahun fiskal berikutnya tidak melonjak signifikan," kata Bhima.
Untuk tahun-tahun berikutnya, Bhima mengatakan akan sulit menggiring defisit keseimbangan primer ke arah surplus apabila tidak ada strategi yang jelas dari pemerintah.
Baca Juga: Kredit melambat, begini strategi bank memutar DPK
Jadi, upaya pemerintah dalam melakukan penajaman, efisiensi, dan reformasi belanja negara untuk memperkecil defisit dirasa tidak akan berpengaruh banyak. Pasalnya, adanya stimulus yang diberikan dalam rangka pemulihan ekonomi dalam negeri, akan memperbesar belanja pemerintah.
Dengan demikian, untuk tahun depan sendiri Bhima memproyeksikan defisit keseimbangan primer akan berada pada rentang 2,5% sampai dengan 3% dari PDB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News