kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Untuk Capai Swasembada Daging Sapi, Kementan Coba Tarik Investor Asing


Jumat, 09 April 2010 / 09:03 WIB


Reporter: Teddy Gumilar | Editor: Tri Adi

JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) mencoba untuk menarik investor dari luar ke sektor peternakan, khususnya sapi. Ini dilakukan untuk mencapai sasaran swasembada daging sapi pada tahun 2014.

Menurut Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian Tjeppy Soedjana saat ini sudah ada kesepakatan dengan Negara Bagian Australia, Northern Teritory, untuk fokus ke pembibitan. Para pelaku usaha di sana, menurut Tjeppy, mau tidak mau harus membantu Indonesia menyediakan betina produktif, sebab Indonesia nantinya hanya akan mendatangkan sapi bakalan yang masih bisa digemukkan.

“Sebelumnya sapi-sapi yang didatangkan banyak yang sudah tidak bisa digemukkan lagi dan langsung masuk pasar. Ini jelas mengganggu peternak lokal di pasar domestik,” ujar Tjeppy, Kamis (8/4).

Menurut Tjeppy, para pengusaha Australia akan menyediakan betina produktif dan memberikannya kepada asosiasi pembibitan sapi di Indonesia yang sudah melatih calon peternak untuk memelihara sapi. Para peternak ini akan diberikan sapi betina yang sudah bunting tiga bulan. Anaknya bisa menjadi milik peternak dan induknya dikembalikan kepada asosiasi. Begitu seterusnya sampai sapi betinanya tidak lagi produktif, lalu sapi induk ini akan dijual dan uangnya dikembalikan ke sponsor.

Kementan sebetulnya menawarkan proposal joint investment 50.000 untuk sapi betina produkif, tapi belum merespon. Saat ini, para peternak Northern Teritory baru bersedia dengan menyediakan 2.500 ekor betina produktif dalam tiga tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×