Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah isu yang Kontan.co.id angkat kemarin (20/9) jadi trending topics. Sebut saja, HM Sampoerna (HMSP) yang melihat celah di balik kebijakan kenaikan cukai rokok.
Lalu, Sukanto Tanoto kuasai lahan calon ibu kota. Berikut artikel Kontan.co.id yang menjadi trending topics:
HM Sampoerna (HMSP) melihat celah kebijakan cukai rokok
Produsen rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) melihat celah dari kebijakan cukai hasil tembakau yang berlaku saat ini.
Director of Corporate Affairs HM Sampoerna Troy Modlin mengatakan, celah ini menciptakan persaingan yang tidak adil di antara para pemain industri rokok. Oleh karena itu, perusahaannya memberikan usulan untuk menutup celah kebijakan cukai tersebut.
Cara pertama adalah dengan menutup celah cukai pada sigaret buatan mesin sesegera mungkin, yakni dengan menggabungkan volume produksi Sigaret Putih Mesin (SPM) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM) menjadi 3 miliar batang per tahun.
Pasalnya, kebijakan yang ada saat ini memberikan keleluasaan bagi perusahaan besar untuk membayar cukai dengan tarif yang lebih rendah dari yang dibayar oleh HMSP.
Baca Juga: HM Sampoerna (HMSP) melihat celah ini di kebijakan kenaikan cukai rokok
Sukanto Tanoto kuasai lahan calon ibu kota
Ibukota sudah ditetapkan di Kalimantan Timur. Lahan ibukota baru itu dikabarkan akan menempati lahan milik PT ITCI Hutani Manunggal (IHM) yang berlokasi di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kecamatan Sepaku Semoi, Kabupaten Penajam Paser.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bapenas Bambang Brojonegoro tak menampik informasi itu. Namun dia menegaskan, lahan itu merupakan lahan milik negara yang konsesinya atau pengelolaannya diberikan ke perusahaan swasta.
"Lahan itu milik negara, entah sejak dari tahun berapa ada konsesi HTI (hutan tanaman industri) di situ," ujarnya, Kamis (19/9). Dengan status itu, negara setiap saat bisa menarik kembali lahan tersebut.
Penjelasan lebih gamblang datang dari Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor. Ia memastikan tak ada masalah dengan lahan milik PT ITCI Hutani Manunggal (IHM) itu.
Baca Juga: Sukanto Tanoto kuasai lahan calon Ibukota, ini penjelasannya
Miliarder yang membangun bisnis saat berumur 46 tahun
Sejak muda David Duffield memang senang dengan dunia komputer. Ia pun berhasil masuk ke perusahaan komputer terkenal IBM. Namun ia masih tetap tak puas diri. Di saat umur menginjak 46 tahun, Duffield membuat perusahaan software sendiri.
Hasilnya, PeopleSoft perusahaan Duffield dilirik Oracle. Ia mendapatkan dana segar sekitar US$ 10,7 miliar. Bersama seorang temannya ia mendirikan perusahaan lain yang serupa hingga bisa melantai di bursa saham.
Tidak ada kata terlambat bagi setiap orang yang ingin sukses. Hal ini dibuktikan David Duffield saat sukses membuat perusahaan software.
Setelah malang melintang di dunia karier yang tidak jauh dari dunia komputer, Duffield baru mulai memberanikan diri membuat perusahaan sendiri di di usia senja. PeopleSoft dan Workday adalah dua perusahaan yang melambungkan namanya menjadi salah satu miliarder dunia.
Baca Juga: Miliarder yang membangun bisnis saat berumur 46 tahun (2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News