kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tren pasien Covid-19 melonjak, tingkatkan literasi kesehatan!


Selasa, 25 Mei 2021 / 13:42 WIB
Tren pasien Covid-19 melonjak, tingkatkan literasi kesehatan!
ILUSTRASI. Saat ini, mulai ada tren kenaikan jumlah pasien di RSDC Wisma Atlet Kemmayoran, Jakarta Pusat. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, mulai ada tren kenaikan jumlah pasien di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. 

Data yang dihimpun dari Kompas.com menunjukkan, pada 18 Mei lalu, hanya ada 900 pasien yang dirawat di RS Wisma Atlet. Adapun tingkat keterisian RS Wisma Atlet saat itu hanya 15,02%. 

Akan tetapi, angka tersebut terus melonjak setiap harinya. Pada Senin (24/5/2021), jumlah pasien yang dirawat mencapai 1.3.05 pasien. Hal itu juga mendongkrak tingkat keterisian RS Wisma Atlet menjadi 21,77%. 

Terkait hal tersebut, Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Mayor Jenderal dr Tugas Ratmono mengingatkan masyarakat Jakarta untuk tidak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Ada peningkatan 6% lebih dalam waktu kurang dari sepekan," kata Tugas kepada Kompas.com

Baca Juga: Hari ini, pemerintah kedatangan vaksin 8 juta dosis bulk

Ia menyebut, peningkatan ini disumbang oleh klaster pemudik yang baru kembali ke Jakarta. Selain itu, ada juga peningkatan dari klaster keluarga.

Tingkatkan literasi kesehatan

Sementara itu, Satgas Penanganan COVID-19 mengajak masyarakat dan otoritas  pemerintah di daerah untuk meningkatkan literasi kesehatan. Tujuannya agar masyarakat memahami upaya yang dilakukan dalam mengambil kebijakan akan tepat sasaran. Hal ini penting demi mencegah penularan seperti yang diakibatkan mobilitas arus balik paska mudik lebaran Idul Fitri. 

"Apapun kebijakan yang dirancang, jika tidak diterapkan dengan baik di lapangan, tentunya tidak akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan," jelas Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito memberi keterangan pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis (20/5/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden. 

Baca Juga: Data Corona Indonesia, Senin (24/5): Tambah 5.907 kasus, total ada 1.781.127 kasus

Ia mengingatkan otoritas di tingkatan RT atau RW untuk melakukan pengawasan bagi warganya yang baru saja kembali bepergian selama masa mudik lebaran. Agar bisa menjalankan prosedur karantina 5 x 24 jam. Dan otoritas setempat harus menindak tegas apabila masyarakat melakukan pelanggaran. 

Hal yang sama berlaku pada instansi-instansi yang kembali menjalankan kegiatan sosial ekonomi paska liburan. Seluruh instansi hendaknya senantiasa waspada, khususnya bagi pekerjanya yang baru saja melakukan perjalanan selama masa mudik lebaran. 

Pihak instansi pun dapat mendukung upaya ini, dengan memberikan izin kepada yang bersangkutan untuk menjalankan prosedur karantina 5 x 24 jam demi keselamatan bersama. 

"Untuk itu perlunya literasi kesehatan yang dipahami semua pihak. Sehingga kebijakan demikian dapat dipahami dan dijalankan oleh masyarakat termasuk instansi dalam menjalankan kegiatan sosial dan ekonominya," papar Wiku. 

Baca Juga: Vaksin AstraZeneca sebaiknya tidak untuk orang di bawah 30 tahun, mengapa?

Agar literasi kesehatan meningkat, masyarakat dapat mengikuti dengan mengakses informasi penanganan pandemi melalui platform COVID-19. 

Untuk perkembangan tingkat nasional, dapat mengakses ke alamat Covid-19.go.id dan infeksiemerging.kemkes.go.id. Beberapa provinsi pun sudah memilikinya, yakni DKI Jakarta dengan corona.jakarta.go.id/id, Jawa Barat dengan pikobar.jabarprov.go.id, Jawa Timur dengan infocovid19.jatimprov.go.id dan Jawa Tengah dengan corona.jatengprov.go.id.

"Selama pandemi, khususnya dalam 1 atau 2 bulan kedepan, potensi dampak arus balik berakibat peningkatan penularan. Diharapkan kita semua lebih memahami data yang ada demi menyusun strategi yang tepat serta membangkitkan kemawasdirian terhadap penularan di sekitar kita," lanjutnya. 

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Pandemi Covid-19 ubah pola hidup masyarakat, termasuk dalam belanja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×