CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Transisi Ekonomi Hijau Bisa Dorong Pendapatan Masyarakat Hingga Rp 902,2 Triliun


Selasa, 19 Desember 2023 / 16:29 WIB
Transisi Ekonomi Hijau Bisa Dorong Pendapatan Masyarakat Hingga Rp 902,2 Triliun
ILUSTRASI. SobatBangun juga melakukan diversifikasi layanan dengan menyediakan pasokan solar panel untuk kebutuhan lingkup internal Pabrik SIG, sebagai pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT). Transisi Ekonomi Hijau Bisa Dorong Pendapatan Masyarakat Hingga Rp 902,2 Triliun.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Transisi ekonomi dari ekstraktif ke ekonomi hijau diperkirakan bisa mendorong pendapatan masyarakat hingga mencapai Rp 902,2 triliun.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyampaikan, pendapatan masyarakat akan meningkat jika transisi ekonomi hijau dilakukan.

Hasil hitungannya, pendapatan pekerja dari business as usual hanya sekitar Rp 582,3 triliun, tetapi jika bergerak ke sektor yang lebih hijau akan mencapai Rp 902,2 triliun.

Baca Juga: Saatnya Indonesia Move On dari Ekonomi Ekstraktif dan Beralih ke Ekonomi Hijau

“Artinya kalau mau mendorong konsumsi yang lebih tinggi, berarti pendapatan masyarakatnya harus naik signifikan,” tutur Bhima dalam agenda ‘Nasib Transisi Ekonomi Hijau di Tahun Politik’, Selasa (19/12).

Ia menyampaikan, pekerja di sektor konstruksi, perdagangan, dan industri pengolahan serta pertanian akan mendapat manfaat paling besar dengan adanya transisi ekonomi hijau. Di samping itu, secara sektoral, mulai dari pengadaan listrik dan gas, industri pengolahan, juga akan terdorong pendapatannya akan lebih tinggi.

Maka dari itu, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan transisi hijau, salah satunya bisa dilakukan dengan mendorong pendapatan tenaga kerja dari kegiatan langsung dari pembangunan ekonomi hijau seperti pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga EBT, hingga sektor tidak langsung lainnya.

Secara sektoral, pendapatan pekerja di sektor pertanian yang merupakan porsi tenaga kerja terbesar di Indonesia semakin membaik, artinya pertanian jadi sektor yang menarik minat pekerja usia muda.

Baca Juga: Transisi Ekonomi Hijau Diproyeksi Untungkan Ekonomi Nasional Hingga Rp 4.376 Triliun

Selain itu, industri pengolahan mampu meningkat Rp148,9 triliun melebihi skenario business as usual, disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan industri baru seperti industri komponen energi terbarukan, industri daur ulang dan industri ramah lingkungan lainnya.

Lebih lanjut, adanya pembangunan ekonomi hijau juga meningkatkan penyerapan tenaga kerja hingga 19,4 juta orang selama 10 tahun pelaksanaan program. Penyerapan tenaga kerja berasal dari kegiatan langsung dari pembangunan ekonomi hijau dan sektor lain yang menunjang.

Secara spesifik serapan kerja dari ekonomi hijau yang paling besar adalah pertanian, kehutanan dan perikanan mencapai 3,9 juta tenaga kerja.

Pada saat terjadi transisi, lahan yang seharusnya tidak dijadikan areal pertambangan dapat dilestarikan oleh masyarakat melalui berbagai skema salah satunya perhutanan sosial, maupun koperasi pemanfaatan hasil hutan.

Baca Juga: Kadin Dorong Pengembangan Industri Hijau Melalui Percepatan Transisi Energi Bersih

Areal pesisir yang terancam perusakan oleh aktivitas pertambangan dengan melakukan transisi ke ekonomi hijau dapat memberi manfaat dengan perikanan yang berkelanjutan.

Kualitas hasil tangkap menjadi lebih baik dan pada akhirnya konservasi pesisir berdampak ke semakin besarnya lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat sekitar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×