CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Total Nilai Transaksi LCT Mencapai Ekuivalen US$ 3,7 Miliar hingga Juli 2023


Kamis, 24 Agustus 2023 / 18:22 WIB
Total Nilai Transaksi LCT Mencapai Ekuivalen US$ 3,7 Miliar hingga Juli 2023
ILUSTRASI. Rata-rata jumlah transaksi penggunaan mata uang lokal atau local currency transaction (LCT) makin meningkat.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rata-rata jumlah transaksi penggunaan mata uang lokal atau local currency transaction (LCT) makin meningkat.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengungkapkan, dari awal 2023 hingga akhir Juli 2023, tota nilai transaksi LCT ekuivalen US$ 3,7 miliar.

Jumlah tersebut meningkat ekuivalen US$ 500 juta atau 15,62% bila dibandingkan dengan total nilai transaksi pada bulan sebelumnya.

Destry juga berbangga. Pasalnya, 2023 baru tujuh bulan berjalan, tetapi total nilai transaksi LCT pada tahun berjalan sudah mendekati total nilai transaksi di sepanjang tahun lalu.

"Hingga Juli 2023, transaksi sudah mencapai ekuivalen US$ 3,7 miliar. Dibandingkan sepanjang tahun lalu yang ekuivalen US$ 4,1 miliar," terang Destry saat ditanya awak media, Rabu (24/8).

Baca Juga: Semester I-2023, Total Nilai Transaksi LCT Sudah Mencapai US$ 3,2 Miliar

Hingga kini, Indonesia sudah memiliki kerja sama LCT dengan lima negara, yaitu Malaysia, Jepang, Thailand, China, dan yang terbaru Korea Selatan.

Karena baru saja meneken nota kesepahaman, BI belum mencatat adanya transaksi dengan Korea Selatan.

Namun, bila menilik daftar negara yang telah menjalin kerja sama dengan BI tersebut, Destry menyebut transaksi dengan Malaysia adalah yang paling tinggi.

"(Dengan) Malaysia adalah yang paling agresif. Penggunaannya bisa bervariasi baik dari segmen kecil dan besar," ungkapnya.

Sedangkan bila menilik jumlah pelaku, hingga bulan Juli 2023, jumlah pelaku yang sudah menggunakan LCT mencapai 2.178 atau meningkat 8,14% dari bulan sebelumnya.

Ke depan, Destry yakin penggunaan LCT akan makin masif. "Kami optimistis jumlah transaksi LCT bisa makin meningkat," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×