kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.164.000   41.000   1,93%
  • USD/IDR 16.695   76,00   0,46%
  • IDX 8.125   85,16   1,06%
  • KOMPAS100 1.130   12,55   1,12%
  • LQ45 811   6,69   0,83%
  • ISSI 282   3,69   1,32%
  • IDX30 425   2,99   0,71%
  • IDXHIDIV20 489   5,53   1,14%
  • IDX80 124   1,36   1,11%
  • IDXV30 133   1,56   1,18%
  • IDXQ30 135   1,11   0,83%

Total kasus Omicron Naik jadi 506 Kasus, Ingat Lagi 21 Gejalanya


Kamis, 13 Januari 2022 / 04:20 WIB
Total kasus Omicron Naik jadi 506 Kasus, Ingat Lagi 21 Gejalanya


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus varian Omicron yang terdeteksi di Indonesia terus bertambah. Data yang dihimpun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, hingga Senin (10/1/2022), terjadi penambahan 92 kasus konfirmasi. Sehingga total konfirmasi Omicron sebanyak 506 kasus.

Melansir laman kemkes.go.id, penambahan kasus masih didominasi oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), dimana dari 506 kasus konfirmasi Omicron, 84 kasus merupakan transmisi lokal.

Selain kasus Konfirmasi, angka probable Omicron juga terus mengalami peningkatan. Hingga Senin (10/1) Terdeteksi sebanyak 1.384 probable Omicron yang didapatkan dari SGTF.

"Kalau kita perhatikan, juga terlihat peningkatan yang signifikan dari angka kasus harian dimana dari se jumlah 454 menjadi 802, naik hampir dua kali lipat," ucap Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi.

Baca Juga: Kemenkeu: Anggaran Vaksin Booster Sudah Disiapkan Kemenkes

dr. Nadia mengungkapkan masyarakat harus bersiap menghadapi gelombang Omicron, mengingat karakteristik Omicron yang memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat.

"Jika dilihat dari perkembangannya, konfirmasi omicron cenderung mengalami peningkatan, dari pemeriksaan SGTF, kasus probable omicron pada PPLN cenderung meningkat, hasil WGS juga menunjukkan proporsi varian Omicron yang mulai mendominasi," ungkap dr. Nadia.

Menggencarkan telemedicine

dr. Nadia juga bilang, jika dilihat dari tingkat keparahan kasus, mayoritas kasus Omicron tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan. Alhasil, para penderitanya tidak membutuhkan perawatan serius di rumah sakit. 

Terkait hal tersebut, Kemenkes akan menggencarkan telemedicine yang didedikasikan bagi pasien yang melakukan isolasi di rumah. 

Baca Juga: Bisa Jauh Lebih Tinggi dari Delta, Puncak Kasus Omicron di Indonesia Terjadi Februari

Kemenkes sudah menggelar kerjasama dengan 17 telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis kepada pasien Covid-19 yang menjalani isolasi di rumah. 

Sementara, dari sisi teurapetik, Kemenkes juga akan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien Covid-19 dengan gejala ringan.




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×