kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   16.000   0,82%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

Total kasus Omicron Naik jadi 506 Kasus, Ingat Lagi 21 Gejalanya


Kamis, 13 Januari 2022 / 04:20 WIB
Total kasus Omicron Naik jadi 506 Kasus, Ingat Lagi 21 Gejalanya


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus varian Omicron yang terdeteksi di Indonesia terus bertambah. Data yang dihimpun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, hingga Senin (10/1/2022), terjadi penambahan 92 kasus konfirmasi. Sehingga total konfirmasi Omicron sebanyak 506 kasus.

Melansir laman kemkes.go.id, penambahan kasus masih didominasi oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), dimana dari 506 kasus konfirmasi Omicron, 84 kasus merupakan transmisi lokal.

Selain kasus Konfirmasi, angka probable Omicron juga terus mengalami peningkatan. Hingga Senin (10/1) Terdeteksi sebanyak 1.384 probable Omicron yang didapatkan dari SGTF.

"Kalau kita perhatikan, juga terlihat peningkatan yang signifikan dari angka kasus harian dimana dari se jumlah 454 menjadi 802, naik hampir dua kali lipat," ucap Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi.

Baca Juga: Kemenkeu: Anggaran Vaksin Booster Sudah Disiapkan Kemenkes

dr. Nadia mengungkapkan masyarakat harus bersiap menghadapi gelombang Omicron, mengingat karakteristik Omicron yang memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat.

"Jika dilihat dari perkembangannya, konfirmasi omicron cenderung mengalami peningkatan, dari pemeriksaan SGTF, kasus probable omicron pada PPLN cenderung meningkat, hasil WGS juga menunjukkan proporsi varian Omicron yang mulai mendominasi," ungkap dr. Nadia.

Menggencarkan telemedicine

dr. Nadia juga bilang, jika dilihat dari tingkat keparahan kasus, mayoritas kasus Omicron tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan. Alhasil, para penderitanya tidak membutuhkan perawatan serius di rumah sakit. 

Terkait hal tersebut, Kemenkes akan menggencarkan telemedicine yang didedikasikan bagi pasien yang melakukan isolasi di rumah. 

Baca Juga: Bisa Jauh Lebih Tinggi dari Delta, Puncak Kasus Omicron di Indonesia Terjadi Februari

Kemenkes sudah menggelar kerjasama dengan 17 telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis kepada pasien Covid-19 yang menjalani isolasi di rumah. 

Sementara, dari sisi teurapetik, Kemenkes juga akan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien Covid-19 dengan gejala ringan.




TERBARU

[X]
×