Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mendukung pemulihan di sektor pariwisata, pengusaha meminta kepada pemerintah untuk melakukan berbagai kebijakan di tahun ini yang pro terhadap indusri pariwisata.
Ketua Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Maulana Yusran mengatakan, masalah pariwisata di Indonesia tidak akan terlepas dari masalah regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Dirinya menegaskan, jangan sampai regulasi yang muncul di tahun ini akan menjadi kontra produktif terhadap industri pariwisata.
Baca Juga: Lampaui Target, Penerimaan Cukai Hasil Tembakau Capai Rp 218 Triliun di 2022
"Tentu regulasi kebijakan yang pro industri pariwisata menjadi suatu hal yang penting ya, termasuk kebijakan regulasi yang pro terhadap pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 ini," ujar Maulana kepada Kontan.co.id, Minggu (8/1).
Pasalnya, sektor pariwisata mulai terpukul sejak pandemi Covid-19 sehingga masih berupaya tumbuh kembali dari kondisi tersebut. Untuk itu, pemerintah perlu mendukungnya dengan berbagai regulasi atau kebijakan, misalnya relaksasi atau insentif dari pemerintah kepada industri pariwisata.
Dirinya masih optimis industri pariwisata akan lebih baik di tahun ini meskipun ada tantangan dari ketidakpastian perekonomian global.
Hal ini juga tak lepas dari kebijakan pemerintah yang mencabut status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang menjadi angin segar bagi industri pariwisata.
Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri Optimistis Target Cadangan Devisa 2023 Akan Tercapai
"Kebijakan pemerintah yang mencabut PPKM itu tentu menjadi semacam ruang terbuka juga bagi industri pariwisata itu untuk tumbuh karena tidak ada pembatasan lagi," katanya.
Untuk diketahui, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan kunjungan wisataman mancanegara di tahun 2023 yang sebesar 3,5 hingga 7,4 juta kunjungan. Dengan jumlah kunjungan tersebut, nilai devisa pariwisata ditargerkan senilai US$ 2,07 miliar hingga US$ 5,95 miliar.
Sementara itu, jumlah wisatawan nusantara ditargetkan mencapai 1,2 miliar hingga 1,4 miliar kunjungan dengan target kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4,10%.
Baca Juga: Rencana Pembangunan Bandara VVIP di IKN Masih dalam Pembahasan
Dengan ketidakpastian ekonomi global di tahun ini, Maulana menilai, target devisa pariwisata yang mencapai US$ 5,95 miliar masih mungkin untuk dicapai di tahun ini. Pasalnya, di tahun 2022 saja, sektor pariwisata mulai bangkit lantaran banyak event nasional dan Internasional yang dilakukan pemerintah.
"Kami berharap, nanti di tahun 2023 itu bisa maksimal lagi, pertama kan pemerintah sudah tidak lagi terlalu fokus untuk anggaran covid-19 lagi kan. Adanya PPKM dicabut tentu kegiatan-kegiatan ekonomi atau kegiatan-kegiatan pariwisata itu bisa maksimal lagi," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News