Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda mengatakan menurunnya tingkat pengangguran pada Februari 2024, tidak secara penuh menggambarkan kondisi pengangguran di Tanah Air.
Ia menjelaskan sebagian orang mengalami apa yang disebut sebagai setengah pengangguran.
"Namun secara detail, pengangguran ini bukan bekerja secara penuh, melainkan menjadi setengah pengangguran. Tingkat setengah pengangguran meningkat di tahun 2024 (per Februari)," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (3/7).
Kemudian, lanjut Huda, pekerja penuh waktu menurun proporsinya. Artinya, ada sebagian pekerja penuh waktu menjadi setengah pengangguran juga di tahun 2024.
Baca Juga: Target Pertumbuhan Ekonomi Bisa Meleset Jika PHK Tak Terkendali
Huda menaksir, data September 2024 angka pengangguran akan naik, karena terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara masif setelah kuartal I-2024, terutama dari sektor industri tekstil.
"Kondisi setengah pengangguran juga tampaknya akan meningkat seiring dengan susahnya mencari pekerjaan, maka pekerjaan non formal menjadi pilihan," kata dia.
Menurut Huda, kondisi ini akan mengkhawatirkan sebab proporsi pekerja non formal di Indonesia cukup tinggi. Bahkan, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja formal. "Ini berbahaya bagi kualitas ekonomi kita," tandasnya.
Baca Juga: Gelombang PHK Bisa Mengusik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran tingkat pengangguran pada Februari 2024 menurun menjadi 4,82% jika dibandingkan periode sama tahun 2023 yang sebesar 5,45%.
Adapun dari sisi jumlah pengangguran tersebut, mencapai 7,2 juta jiwa di Februari 2024, sementara di Februari 2023 sebanyak 7,7 juta jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News