Reporter: Edy Can | Editor: Edy Can
KLATEN. Tim Search and Rescue (SAR) Klaten dan sebuah tim dari Kopassus Grup II Kartasura mengevakuasi secara paksa sejumlah penduduk Desa Balerante, Kemalang, Klaten. Tim tersebut juga akan memindahkan sejumlah ternak.
"Ada beberapa, termasuk orang jompo yang tidak mau pergi. Kami juga akan mencoba lagi evakuasi satu jenazah yang sejak Kamis belum berhasil dijangkau," kata Kepala Litbang SAR Klaten Indriarto, Senin (8/11).
Balerante adalah desa yang terletak di sebelah timur aliran Kali Woro. Selama ini desa ini terlindung dari Bukit Kendil, sebuah gundukan material hasil erupsi Merapi beratus tahun lalu.
Luncuran lava pijar dan awan panas terdeteksi sudah pernah mencapai bukit itu. Jika sukses melompati Kendil, dipastikan Balerante akan menyusul nasib Kinahrejo, Kaliadem, Argomulyo, Bronggang dan desa-desa lain di sisi Kali Gendol yang kini musnah.
Hingga sekarang, erupsi Gunung Merapi belum berhenti. Gunugn tersebut kembali menggeliat sejak pukul 00.00 tadi. Diawali munculnya titik api diam cukup besar, disusul luncuran lava pijar dan semburan material secara vertikal. Meski secara visual tidak tampak jelas, namun di sela-sela kilatan cahaya petir, terbentuk kolom asap tebal hitam setinggi lebih kurang 5.000 meter.
Pada pukul 01.49 WIB, terpantau hubungan material vulkanik dan asap solfatara itu condong arah ke barat/barat daya. Gelegak Gunung Merapi itu diiringi gemuruh yang terdengar susul menyusul. Pantauan wartawan Tribun dari sektor tenggara di Manisrenggo, rolling door dan kaca, pintu rumah sering bergetar.
Sebelumnya pada pukul 01.25 WIB, terpantau ada titik api diam di puncak, cukup besar, dan kemudian meluncur berurutan. Terpantau dari Manisrenggo, Klaten. Dari Posko Keputran, Kemalang, Klaten, suara menggelegar terdengar. Setelah itu mulai mereda. (Setya Krisna Sumargo, Mario Eka Danardono, Ade Riza/Tribunnews.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News