Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Yudho Winarto
Saat terjadi bencana, Mensos langsung mengerahkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan tim Kawasan Siaga Bencana (KSB) untuk melakukan pendataan korban serta evakuasi, khususnya pada kelompok lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, dan kelompok khusus lainnya.
Baca Juga: Kemensos siapkan santunan Rp 15 juta bagi keluarga korban banjir yang meninggal
Langkah berikutnya yang dilakukan oleh Kemensos adalah melakukan pendistribusian logistik untuk memenuhi kebutuhan dasar korban bencana alam yang bersumber dari Gudang Pusat Kemensos dan Gudang Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi penyintas, Kemensos langsung mendirikan dapur umum di 24 titik yang dikelola oleh Tagana dan KSB.
Mensos juga mengungkapkan, sampai dengan 13 Januari lalu masih terdapat 26.463 penyintas yang bertahan di pengungsian.
“Ini trennya menurun, di DKI sendiri jumlahnya paling sedikit, yaitu 248 penyintas. Sedangkan di Jawa Barat terdapat 21.109 penyintas, dan Banten 5.106 penyintas," ungkapnya.
Baca Juga: Keluarga korban meninggal akibat banjir mendapat santunan Rp 15 juta
Selain jumlah penyintas, Juliari juga menyebutkan terdapat 3.245 unit rumah yang mengalami kerusakan. Rinciannya adalah sebanyak 1.607 unit rumah alami kerusakan berat, 89 unit rumah alami kerusakan sedang, serta 995 unit rumah alami kerusakan ringan.
Terkait dengan hal tersebut, Mensos menyelenggarakan rapat kerja (raker) bersama dengan Komisi VIII DPR RI serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Agenda dari raker tersebut adalah pembahasan mengenai penanganan dan penanggulangan bencana serta pembahasan isu-isu aktual lainnya.