Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara mengungkapkan, tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) yang dibawahi oleh Kementerian Sosial (Kemensos) telah menjangkau 15 titik banjir yang tersebar di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Dari 15 titik tersebut, terdapat penyintas bencana banjir sebanyak 44.434 jiwa. Hal tersebut diungkapkan oleh Juliari di hadapan Komisi VIII DPR RI pada Selasa (14/1).
Namun, tim LDP yang bertugas di lapangan tidak bekerja sendiri. Mereka juga melakukan berkolaborasi dengan relawan lainnya.
“Mereka melaksanakan kegiatan yang berfokus pada upaya perlindungan awal terhadap korban, membantu tim evakuasi, dan juga bergerak di dapur umum,” papar Mensos.
Baca Juga: 12 daerah tetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor, simak daftarnya
Tak hanya itu, tim LDP juga bertugas untuk memulihkan kondisi psikologis korban bencana, mulai dari anak-anak sampai dengan lanjut usia. Berbagai upaya tersebut dilakukan semata-mata untuk memberikan rasa nyaman kepada korban.
Seperti yang diketahui, beberapa waktu lalu banjir melanda beberapa daerah di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Banjir tersebut disebabkan oleh hujan yang melanda sebagian besar Pulau Jawa saat momen tahun baru kemarin.
Intensitas hujan yang ekstrem tersebut kemudian menyebabkan banjir besar yang menjangkau sebagian besar area di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan hingga Cikampek dan Cipali. "Hujan kali ini bukan hujan biasa,” ungkap Juliari.
Saat terjadi bencana, Mensos langsung mengerahkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan tim Kawasan Siaga Bencana (KSB) untuk melakukan pendataan korban serta evakuasi, khususnya pada kelompok lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, dan kelompok khusus lainnya.
Baca Juga: Kemensos siapkan santunan Rp 15 juta bagi keluarga korban banjir yang meninggal
Langkah berikutnya yang dilakukan oleh Kemensos adalah melakukan pendistribusian logistik untuk memenuhi kebutuhan dasar korban bencana alam yang bersumber dari Gudang Pusat Kemensos dan Gudang Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi penyintas, Kemensos langsung mendirikan dapur umum di 24 titik yang dikelola oleh Tagana dan KSB.
Mensos juga mengungkapkan, sampai dengan 13 Januari lalu masih terdapat 26.463 penyintas yang bertahan di pengungsian.
“Ini trennya menurun, di DKI sendiri jumlahnya paling sedikit, yaitu 248 penyintas. Sedangkan di Jawa Barat terdapat 21.109 penyintas, dan Banten 5.106 penyintas," ungkapnya.
Baca Juga: Keluarga korban meninggal akibat banjir mendapat santunan Rp 15 juta
Selain jumlah penyintas, Juliari juga menyebutkan terdapat 3.245 unit rumah yang mengalami kerusakan. Rinciannya adalah sebanyak 1.607 unit rumah alami kerusakan berat, 89 unit rumah alami kerusakan sedang, serta 995 unit rumah alami kerusakan ringan.
Terkait dengan hal tersebut, Mensos menyelenggarakan rapat kerja (raker) bersama dengan Komisi VIII DPR RI serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Agenda dari raker tersebut adalah pembahasan mengenai penanganan dan penanggulangan bencana serta pembahasan isu-isu aktual lainnya.
Sementara itu, Kepala BNPB Doni Monardo menilai, banjir besar yang melanda kawasan Jabodetabek tidak hanya diakibatkan oleh tingginya curah hujan. Namun juga karena kerusakan ekosistem di bagian hulu, yakni kawasan Bogor dan sekitarnya.
Di sisi lain, Mensos pun menyampaikan jika Komisi VIII mengapresiasi kinerja Kemensos dan BNPB dalam memberikan respons yang cepat atas bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, serta beberapa daerah lain di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News