kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tiga Provinsi Ini Miliki Jumlah Kasus Aktif Terbanyak, Lampaui Saat Gelombang Delta


Senin, 07 Februari 2022 / 19:27 WIB
Tiga Provinsi Ini Miliki Jumlah Kasus Aktif Terbanyak, Lampaui Saat Gelombang Delta
ILUSTRASI. Kasus Covid-19 aktif di tiga provinsi sudah melebihi saat gelombang varian Delta


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, ada tiga provinsi yang memiliki jumlah kasus aktif melebihi jumlah kasus saat gelombang delta di wilayahnya tahun lalu. Adapun tiga provinsi tersebut ialah, DKI Jakarta, Banten, dan Bali.

"Kami konfirmasikan bahwa sekarang sudah ada 3 provinsi yang jumlah kasusnya melebihi jumlah kasus gelombang delta lalu," kata Budi dalam Konferensi Pers Virtual, Senin (7/2).

DKI Jakarta hingga saat ini jumlah kasus aktif sudah di angka 15.800. Padahal saat gelombang delta tahun lalu puncak kasus DKI Jakarta hanya 14.600 kasus.

Kemudian Banten menjadi provinsi dengan jumlah kasus yang lebih tinggi saat gelombang delta tahun lalu. Dimana saat ini Banten terdapat 14.800, lebih tinggi dari gelombang delta lalu dimana puncak 13.900 kasus.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, 7 Februari: Bertambah 26.121 Kasus Baru, Terus Pakai Masker

Terakhir ialah Provinsi Bali dengan jumlah kasusnya sempat menyentuh 2.000, yang artinya lebih tinggi dari puncak kasus saat gelombang delta yaitu 1.900 kasus.

"Ketiga provinsi yang jumlah harian melebihi puncak delta tersebut, angka yang dirawat di rumah sakit masih 30%-50%," kata Budi.

Maka melihat kondisi tersebut, Budi menambahkan, masyarakat diminta tidak panik melihat jumlah kasus yang tinggi. Dimana ke depan diperkirakan jumlah kasus masih akan meningkatkan.

"Negara-negara lain bisa 2-3 kali delta, yang penting kita menjalankan terus protokol kesehatan agar yang masuk ke rumah sakit dan yang wafat di bawah rata-rata dan yang penting provinsi-provinsi yang naik kita perketat prokes dan kurangi mobilitas," tegasnya.

Saat ini tingkat keterisian rumah sakit mencapai 18.966 tempat tidur. Adapun jumlah total rumah sakit yang tersedia ialah 400.000 tempat tidur dengan 120.000 yang sudah dialokasikan untuk isolasi pasien Covid-19.

"Yang disiapkan untuk Covid-19 itu ada 120.000, jadi dari 120.000 terisi per kemarin 18.966 dan dari 18.966 yang confirm Covid-19 ada 15.292, yang lain masih probable," kata Budi.

Dari 15.000 kasus terkonfirmasi sebanyak 10.000 kasus merupakan pasien tanpa gejala dan gejala ringan. Dengan kondisi tersebut maka ke depan skema isolasi mandiri akan dikedepankan terutama bagi pasien tanpa gejala dan gejala ringan.

"Angka 15.000, kapasitas 120.000, 10.000 itu masih OTG dan ringan jadi sebenarnya ke depan kalau kita lebih efisien OTG dan ringan bisa isoman atau isoter sebenarnya keterisian rumah sakit kita masih sangat rendah," jelasnya.

Kemudian total kasus kematian sejak 21 Januari yaitu 356 kasus 69% merupakan pasien yang belum vaksin dosis kedua atau bahkan belum mendapatkan vaksin sama sekali. Kemudian 58 orang yang sekarang dirawat dengan kondisi berat dan kritis serta memerlukan ventilator, 60% belum vaksin lengkap atau belum vaksinasi sama sekali.

Baca Juga: Menko Perekonomian: Perlu Akselerasi Vaksinasi Agar Omicron Tidak Pindah ke Luar Jawa

"Jadi penting yuk masyarakat yang belum divaksin terutama lansia harus segera divaksin dan yang belum 2 kali divaksinasi, cepat divaksin karena ini penting," tegasnya.

Untuk layanan telemedicine saat ini sudah bisa dilakukan di Jakarta, hingga sekarang sudah dikirim 38.000 obat-obatan kepada mereka yang terkonfirmasi. Minggu ini layanan telemedicine akan diperluas ke Bandung Raya, Solo Raya, Semarang Raya, Yogyakarta, Malang Raya dan Denpasar.

"Sekali lagi, jangan panik, jangan jumawa tetap waspada kalau sedang naik kotanya kita kurangi mobilitas, stay di rumah insyaAllah di akhir Februari kita bisa mengatasi pandemi ini," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×