kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

The Fed rate kembali dipangkas, Gubernur BI isyaratkan pelonggaran moneter berlanjut


Kamis, 31 Oktober 2019 / 19:30 WIB
The Fed rate kembali dipangkas, Gubernur BI isyaratkan pelonggaran moneter berlanjut
ILUSTRASI. BI Turunkan Suku Bunga ??Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo didampingi para Deputi Gubernur BI hadir pada jumpa pers pemaparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (24/10). RDG BI pada 23-24 Oktober 2019 memutuskan untuk menurunka


Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto

Kebijakan akomodatif tersebut bisa dalam beberapa opsi yaitu penurunan suku bunga lanjutan, penurunan Giro Wajib Minimum (GWM), maupun relaksasi makroprudensial. Seluruh instrumen moneter tersebut, menurut Perry, memiliki peluang untuk lebih longgar lagi ke depan.

Baca Juga: The Fed pangkas suku bunga, Bank Sentral Hong Kong hati-hati hadapi tantangan global

Namun untuk memutuskan kapan dan bagaimana kebijakan longgar tersebut diambil, Perry menegaskan bahwa BI akan terus mencermati perkembangan dan dinamika ekonomi global secara keseluruhan.

“Keputusan ke depan kami lakukan secara data-dependent karena kita sendiri tidak tahu apakah AS dan China akan sepakat atau memburuk,” pungkasnya.

Jika perang dagang AS-China makin larut hingga tahun depan, Perry mengatakan bukan tak mungkin pertumbuhan ekonomi global semakin memburuk. Lantas, asumsi BI terhadap pertumbuhan global pun bisa berubah yaitu ke kisaran 2,9%-3% di 2020.

Baca Juga: Harga emas naik terdorong pemangkasan suku bunga The Fed

Adapun sepanjang tahun ini, Perry mengingatkan, BI telah mengerahkan seluruh kebijakan moneter yang longgar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi domestik (pro-growth policies).

Di antaranya dengan menurunkan suku bunga acuan sebesar 100 bps, menurunkan GWM sebesar 50 bps, melakukan Operasi Moneter ekspansif, serta mengendorkan kebijakan makroprudensial seperti menurunkan uang muka properti (LTV) hingga otomotif.

BI juga memastikan pendalaman pasar keuangan berlanjut dengan berkoordinasi kebijakan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tandas Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×