kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Tertekan Biaya Tinggi, PMI Manufaktur Indonesia Merosot ke Level 52,1


Senin, 03 Juni 2024 / 11:05 WIB
Tertekan Biaya Tinggi, PMI Manufaktur Indonesia Merosot ke Level 52,1
ILUSTRASI. Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Mei 2024 berada di level 52,1.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. S&P Global mencatat, Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Mei 2024 berada di level 52,1.

Angka ini anjlok 0,8 poin jika dibandingkan dengan capaian April 2024 yang berada di level 52,9.

Penurunan ini dipengaruhi oleh biaya inflasi input yang naik sehingga tekanan pasar membatasi kemampuan perusahaan menentukan harga dan beban biaya yang diteruskan kepada klien.

Panelis melaporkan bahwa permintaan pasar menunjukkan sinyal positif meski didominasi oleh domestik. PesananĀ ekspor baru turun selama tiga bulan berturut-turut menyoroti perlambatan berkelanjutan pada permintaan manufaktur global.

Baca Juga: Aktivitas Pabrik di Asia Meningkat pada Mei 2024, Ditopang Permintaan Global Tinggi

Akibatnya, permintaan baru secara umum naik ke posisi terendah selama enam bulan.

Economics Director S&P Global Market Intelligence, Paul Smith mengatakan, indeks PMI Manufaktur tersebut menunjukkan kinerja solid sektor manufaktur yang didorong oleh perolehan output dan permintaan baru.

Permintaan pasar bertahan positi, meski sebagian besar didukung oleh klien domestik karena manufaktur global terus menunjukkan penurunan kinerja untuk permintaan ekspor baru.

Kendati begitu, Paul menyebut, meski pertumbuhan bertahan positif, terlihat tanda-tanda akan memburuk. Tingkat pertumbuhan secara umum rendah, sementara kepercayaan diri turun ke posisi terendah selama lebih dari empat tahun.

"Tekanan biaya juga naik. Dapat dipahami bahwa perusahaan berhati-hati terhadap jumlah tenaga kerja dengan menunggu dan melihat daripada mengganti staf yang berhenti," ujar Paul dalam keterangan resminya, Senin (3/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×