kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Terkait lonjakan harga minyak, pemerintah janji defisit APBN tidak lebih dari 2%


Kamis, 24 Februari 2011 / 20:29 WIB
Terkait lonjakan harga minyak, pemerintah janji defisit APBN tidak lebih dari 2%
ILUSTRASI.


Reporter: Hans Henricus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sangat rentan terhadap defisit akibat gejolak harga minyak mentah dunia. Namun, Menteri Keuangan Agus Martowardojo berjanji, jika terjadi defisit anggaran, angkanya tidak akan lebih dari 2%.

Saat ini, pemerintah menetapkan defisit anggaran sebesar 1,8% dalam APBN 2011. "Kita mempersiapkan risiko fiskal kalau seandainya ini terus terjadi, tentu kita menyiapkan bagaimana implikasinya kepada anggaran," ujar Agus usai mendampingi Wakil Presiden Boediono bertemu Menteri Keuangan Perancis Christine Lagarde di Istana Wapres, Kamis (24/2).

Menurutnya, defisit anggaran tidak akan lebih dari 2% lantaran masih ada asumsi yang konserfatif dalam APBN 2011. "Contohnya asumsi pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dari yang rencanakan, mungkin exchange rate kita lebih baik dari yang kita rencanakan,” katanya.

Sebagai informasi, dalam APBN 2011, asumsi nilai tukar Rp 9.250 per US dollar, sedangkan harga di pasaran masih di kisaran Rp 8.900 per US dollar. Dengan asumsi harga minyak mencapai US$ 80 per barel dengan lifting minyak 970 ribu barel per hari.

Agus mengatakan, secara umum hingga saat ini kondisi APBN masih baik. Namun, APBN bisa terpengaruh lantaran gejolak harga minyak mentah, produksi minyak mentah (lifting) tidak mencapai target, dan rencana pengaturan BBM bersubsidi terkendala.

Bahkan, kata Agus, jika pembatasan BBM bersubsidi batal dilakukan tahun ini, maka akan menimbulkan resiko fiskal sebesar Rp 3 hingga Rp 6 triliun selama satu tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×