Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepercayaan konsumen pada bulan Desember 2021 nampak tergerus. Berdasarkan survei konsumen Danareksa Research Institute (DRI), ini terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan laporan yang sebesar 89,9 atau turun tipis dari 90,0 pada bulan sebelumnya.
Kepala ekonom DRI Rima Prama Artha mengatakan, penurunan IKK ini juga terlihat di beberapa daerah yang disurvei oleh lembaga tersebut.
“Seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Utara, dan Sulawesi Selatan. Bahkan indeksnya turun ke bawah 90 atau berada di bawah zona optimistis (indeks sama dengan atau di atas 100),” tulis Rima dalam laporan yang diterima Kontan.co.id, Minggu (16/1).
Rima memerinci, IKK di Jawa Barat tercatat 84,7 atau menurun dari 91,3 pada bulan November 2021. Sedangkan IKK Jawa Tengah yang sempat berada di zona optimistis atau tercatat 109,2 pada bulan sebelumnya, harus turun ke 89,4.
IKK Sumatra Utara tercatat 81,7 atau turun dari 86,7. IKK Sulawesi Selatan tercatat 78,3 setelah berhasil mencatat 80,5 pada bulan sebelumnya. Sementara IKK DKI Jakarta nampak stabil di angka 90,4.
Sebaliknya, ada peningkatan IKK di Jawa Timur. Setelah berada di zona pesimistis atau mencatat indeks sebesar 82,0 pada November 2021, IKK Jawa Timur pada bulan Desember 2021 berhasil masuk ke zona optimistis dengan indeks sebesar 114,8.
Penurunan kepercayaan konsumen pada akhir tahun 2021 tak lepas dari beberapa tekanan pada konsumen, seperti tekanan inflasi dan juga ada peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron.
Seperti kita ketahui, inflasi pada bulan Desember 2021 meningkat ke 0,57% mom atau lebih tinggi dari 0,37% mom pada bulan sebelumnya peningkatan harga ini didorong oleh peningkatan harga minyak goreng.
Sedangkan peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron memang memengaruhi persepsi masyarakat. Rima bilang, dari hasil survei terlihat 33,0% responden khawatir akan penyebaran Covid-19, atau meningkat dari 32,7% pada bulan November 2021.
Ke depan, Rima melihat kepercayaan konsumen masih akan bergantung pada upaya pemerintah dalam mengontrol penyebaran Covid-19 dan juga kemampuan pemerintah dalam mengelola harga makanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News