kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.464   19,00   0,12%
  • IDX 7.135   28,71   0,40%
  • KOMPAS100 1.038   4,41   0,43%
  • LQ45 809   3,15   0,39%
  • ISSI 225   1,52   0,68%
  • IDX30 422   1,71   0,41%
  • IDXHIDIV20 508   5,55   1,11%
  • IDX80 117   0,54   0,46%
  • IDXV30 121   1,68   1,40%
  • IDXQ30 138   0,64   0,47%

Terima PM Jepang, Prabowo: Kami Ingin Hilangkan Kelaparan di Indonesia


Sabtu, 11 Januari 2025 / 13:54 WIB
Terima PM Jepang, Prabowo: Kami Ingin Hilangkan Kelaparan di Indonesia
ILUSTRASI. PM Jepang Shigeru Ishiba melakukan lawatan perdana ke Indonesia dalam rangka pertemuan bilateral, Sabtu (11/1).


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto menyambut kedatangan Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba di Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (11/1). 

Prabowo dalam sambutannya menyatakan sejumlah program prioritas yang ingin dikerjakan bersama Jepang, salah satunya dalam memastikan tak ada kelaparan lagi di Indonesia.  

"Kami ingin menghilangkan kelaparan bagi rakyat Indonesia yang sebagian mengalami kurang gizi," kata Prabowo saat menerima kunjungan PM Ishiba. 

Selain itu, Prabowo juga menyampaikan keterbukaan Indonesia untuk peluang kerja sama di program unggulan lainnya seperti swasembada pangan dan energi, hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam hingga di sektor pertahanan. 

Baca Juga: Lawatan Perdana, PM Jepang Ishiba Bertemu Presiden Prabowo di Istana Bogor

"Karena itu kami membuka diri seandainya pihak Jepang ingin ikut serta dalam pembangunan ekonomi Indonesia ke depan," ujarnya. 

Sementara itu, PM Ishiba mengucapkan terima kasih atas sambutan dari Presiden Prabowo dalam lawatan perdananya ke Indonesia kali ini. 

Menurutnya, Jepang menyambut baik peluang kerja sama program unggulan yang ditawarkan Presiden Prabowo, termasuk dalam menyediakan makan bergizi gratis bagi anak anak. 

Pihaknya menyebut, Indonesia memiliki banyak kesamaan yakni sebagai negara maritim, kepulauan dan juga dalam hal perdagangan. 

"Kami juga berada di tengah negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Maka, kita perlu memperhatikan atas keseimbangan dalam kebijakan diplomasi," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×