kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Antisipasi El-Nino, Pemerintah Siapkan Ngawi Sebagai Daerah Penyangga Padi


Rabu, 26 Juli 2023 / 07:32 WIB
Antisipasi El-Nino, Pemerintah Siapkan Ngawi Sebagai Daerah Penyangga Padi
ILUSTRASI. Kabupaten Ngawi dipersiapkan sebagai daerah penyangga produksi padi untuk mengantisipasi dampak El-Nino. KONTAN/Barly Haliem Noe


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) memilih Kabupaten Ngawi sebagai salah satu daerah di Jawa Timur untuk dipersiapkan sebagai daerah penyangga produksi padi untuk mengantisipasi dampak El-Nino. 

Kabupaten Ngawi adalah sentra padi terbesar di Jawa Timur dengan luas baku sawah sebesar 50.105 hektare (ha) dan luas panen padi 2022 yakni 128.586 ha dengan produksi padi 755.939 ton gabah kering giling (GKG). 

“Kita akan intervensi Ngawi salah satunya untuk menyangga kebutuhan pangan dan Bapak Bupati Ngawi dan Para Muspida akan turun tangan menanganinya,”kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keteranganya, Selasa (25/7). 

Baca Juga: Stok Gula Nasional Terancam El Nino, Begini Saran Pengamat

Syahrul mengatakan Ngawi saat ini tengah melakukan panen. Setelah masa panen menurutnya akan langsung dilakukan percepatan tana kembali untuk mempersiapkan pengangga pangan menghadapi dampak El-Nino. 

Ia juga bilang, hal ini telah disepakati bersama dengan pemerintah Kabupaten Ngawi untuk segera melakukan tanam kembali pada Agustus mendatang guna mengoptimalkan lahan yang ada serta ketersediaan air yang masih cukup. 

“Hari ini kita sepakat di daerah ini, di wilayah ini kecamatan Geneng, kita sepekat untuk membooster ini, mengoptimalkan lahan yang ada mulai Agustus untuk hamparan 1000 hektare . Harapan kita ini yang menyanggga El Nino kalo memang harus kita berhadapan,” tambahnya. 

Sebagai informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan tentang ancaman gagal panen dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagai akibat dari kekeringan pada lahan pertanian tadah hujan.

Baca Juga: Harga Kedelai Global Bisa Naik Tiga Kali Lipat Akibat El Nino, Kementan Lakukan Ini

Fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif menjadi penyebab utama kekeringan. 

Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, lahan pertanian berisiko mengalami gagal panen karena kekurangan pasokan air selama fase pertumbuhan tanaman.

Situasi kekeringan berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional. Sehingga pemerintah daerah harus segera melakukan aksi mitigasi dan kesiapsiagaan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×