Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi belanja negara untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 masih tumbuh hingga akhir April 2019. Kementerian Keuangan (Kemkeu), Kamis (16/5), melaporkan belanja negara mencapai Rp 631,8 triliun atau setara 25,7% dari pagu APBN 2019 yakni sebesar Rp 2.461,11 triliun.
Secara tahunan, belanja negara tumbuh 8,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan belanja negara ditopang oleh serapan belanja pemerintah pusat sebesar Rp 370 triliun atau tumbuh 11,8% year on year (yoy).
Realisasi belanja pemerintah pusat terdiri belanja kementerian dan lembaga (K/L) sebesar Rp 201,1 triliun dan belanja non K/L sebesar Rp 168,9 triliun. Secara keseluruhan, belanja pemerintah pusat telah memenuhi 22,6% dari pagu yang ditetapkan yakni senilai Rp 1.634,34 triliun untuk sepanjang 2019.
Sementara, belanja untuk transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) mencapai Rp 261,7 triliun atau tumbuh 3,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi TKDD tersebut memenuhi 31,7% dari pagu yang ditetapkan dalam APBN 2019 sebesar Rp 826,77 triliun.
Realisasi TKDD meliputi transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp 247,7 triliun atau 32,7% dari target. Adapun penyaluran dana desa baru mencapai Rp 14 triliun atau 20% dari target dalam APBN 2019.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (16/5), menjelaskan laju pertumbuhan belanja negara masih stabil seperti tahun lalu, meski penerimaan tumbuh melambat karena tekanan perekonomian global.
"Belanja terutama dipicu belanja kementerian dan lembaga (K/L) yang mencapai Rp 201 triliun. Ini naik tajam dibandingkan tahun lalu. Jadi belanja K/L tumbuh 21,2% yoy, inilah yang menunjukkan countercyclical-nya karena dipakai untuk belanja yang langsung terasa oleh masyarakat," ujar Sri Mulyani.
Di tengah tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri, Sri Mulyani mengatakan, APBN mesti mengambil peran sebagai alat fiskal dengan memberlakukan kebijakan natural countercyclical. Dengan menjaga pertumbuhan belanja pemerintah, laju konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi bisa tetap terjaga.
"Tentu setiap kebijakan untuk meng-adress isu pembangunan atau ekonomi pasti ada imbasnya terhadap APBN, baik dari sisi penerimaan atau terkadang belanja. Namun APBN berhasil melakukan strategi countercyclical dalam situasi ekonomi tertekan cukup berat," ujar dia.
Menurutnya, ini terbukti dari pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 yang masih mampu mencetak 5,07% yoy. Terutama disokong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,25% dan konsumsi pemerintah yang tumbuh 5,21%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News