kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tenggelamkan kapal, Jokowi ditelepon presiden lain


Senin, 15 Desember 2014 / 16:28 WIB
Tenggelamkan kapal, Jokowi ditelepon presiden lain
ILUSTRASI. Komplikasi Luka Akibat Diabetes yang Harus Diwaspadai


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

KOTABARU. Presiden Joko Widodo mengatakan, penegakan hukum atas kapal-kapal ilegal yang masuk wilayah perairan Indonesia mulai berbuah hasil. Jokowi mengaku menerima sejumlah protes dari kepala negara lain akan tindakan Indonesia yang menenggelamkan kapal ilegal.

"Setelah tenggelamkan kapal, saya ditelepon presiden, kepala negara lain, 'Presiden Jokowi tenggelamkan kapal pakai dinamit?' Saya kasih tahu, ini baru peringatan pertama. Nanti ada pesan kedua dan ketiga, tunggu saja," ucap Jokowi dalam sambutannya pada Hari Nusantara 2014 di Pantai Siring Laut, Pulau Laut Utara, Kotabaru, Kalimantan Selatan, Senin (15/12/2014).

Jokowi mengaku tidak gentar dan akan tetap menenggelamkan kapal-kapal ilegal. Dia menyebutkan, ada sekitar 5.000-7.000 kapal yang melintas di perairan Indonesia dan 70% di antaranya adalah ilegal.

"Sekarang baru kelihatannya, orang mulai pandang kita karena setiap hari ada kapal ditangkap. Saya juga dibisiki sama Ibu Menteri KKP, 'Pak, kemarin kita tangkap 9 kapal.' Saya jawab, masa hanya 9 kapal?" kata Jokowi dan disambut tawa Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti dan para pejabat yang hadir.

Menurut Jokowi, Susi dan elemen terkait lainnya harus terus-menerus melakukan penindakan hukum berupaya penenggelaman kapal. Namun, dia mengingatkan agar penenggelaman itu harus melalui berbagai prosedur dan mengutamakan keselamatan awak kapal.

"Saya kira Deklarasi Djuanda yang dicetuskan 13 Desember 1957 mengingatkan kita kembali bahwa sumber daya laut kita bukan besar lagi, tapi sangat besar sekali. Saya sampaikan, jangan sampai terjadi lagi," kata Jokowi.

Hari Nusantara merupakan bentuk peringatan Deklarasi Djuanda oleh Perdana Menteri Ir Djuanda terkait wilayah teritorial laut RI pada 13 Desember 1957. Deklarasi itu menandai 12 mil batas lebar laut wilayah Indonesia dari garis pantai dari sebelumnya hanya 3 mil. Dengan penetapan 12 mil wilayah laut dari garis pantai Indonesia, wilayah teritorial laut dari kepulauan di Indonesia disatukan.

Perayaan Hari Nusantara ini adalah yang ke-14. Tahun depan, perhelatan Hari Nusantara akan dilakukan di Aceh dengan panitia penyelenggara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (Sabrina Asril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×