kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.194   6,00   0,04%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Tekan defisit transaksi berjalan, Kemhub seleksi proyek dengan komponen impor tinggi


Selasa, 31 Juli 2018 / 15:44 WIB
Tekan defisit transaksi berjalan, Kemhub seleksi proyek dengan komponen impor tinggi
ILUSTRASI. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - BOGOR. Kementerian Perhubungan akan menaikkan porsi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bagi proyek-proyek yang sedang dikerjakan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya saat ini sedang memilah-milah proyek mana yang saat ini perlu dikurangi porsi impornya.

"Ini yang jelas untuk proyek-proyek yang akan datang seperti Pelabuhan Patimban, Kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya. Sementara kalau yang existing yang sudah jalan tidak mungkin kami lakukan," ungkapnya saat ditemui di Istana Kepresidenan Bogor usai ratas, Selasa (31/7).

Menurut Budi, untuk Pelabuhan Patimban memang tidak terlalu banyak komponen impornya dari segi konstruksi. Pasalnya, mayoritas komponen dalam negeri yang digunakan sudah mencapai 60-70%. Bahkan dengan keadaan saat ini TKDN akan dinaikkan 5% lagi.

"Sementara untuk kereta api semi cepat banyak komponen impornya karena ada train set dan segala macam," tambahnya. 

Menhub menghitung setidaknya, proyek kereta api semi cepat ini memiliki komponen impor mencapai 20% dan direncanakan akan ditekan hingga 10%. Sebab menurut Budi, TKDN yang baik itu mencapai 10%.

Tingginya tingkat komponen impor di proyek kereta api semi cepat itu karena proyek tersebut didanai pinjaman dari Jepang. Sehingga, hal itu mensyaratkan barang impor yang dipakai harus berapa persen.

"Jadi mana yang bisa itu yang kami lakukan. Paling jelas itu soal rolling stock kan kita sudah ada. Atau ya, dikirim tidak utuh dari sana dan di assembling di sini. Seperti INKA itu 40%-50% yang dia bisa lakukan. Rolling stock itu contoh paling clear," jelas dia.

Dengan begitu, pihaknya akan bicara lebih lanjut hal ini dengan JICA Jepang, selaku pemberi pinjaman kedua proyek tersebut. 

Sekadar tahu saja, pemerintah saat ini memang sedang memfokuskan untuk mengurangi komponen impor yang digunakan dalam proyek-proyek pemerintah. Hal itu dilakukan demi memperkuat ekonomi nasional dalam menghadapi defisit neraca dagang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×