Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengusulkan proyek sentra produksi garam di Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Direktur Jenderal Pengelola Kelautan KKP A. Koswara mengatakan usulan ini tak lepas dari upaya pemerintah dalam menarik pihak swasta untuk berinvestasi di proyek tersebut.
Koswara bilang jika proyek ini masuk KEK para investor akan mendapatkan berbagai macam insentif yang lebih menarik termasuk insentif pajak.
"Insentif ini kalau misalnya kita tetapkan nanti Rote sebagai kawasan ekonomi khusus, maka ada insentif pajak nanti di sana. Mudah-mudahan usulan ini bisa diproses," ujarnya dalam Konferensi Pers di Kantor KKP, Rabu (11/6).
Baca Juga: Bos PT Garam Klaim Banyak Investor Tertarik dengan Proyek Tambak Garam di NTT
Untuk saat ini, pemerintah baru memastikan pembebasan lahan di kawasan proyek pusat industri garam. Sehingga calon investor yang masuk bisa langsung melakukan pembangun di zona yang di inginkan.
Diketahui, tambak yang akan dibangun nantinya akan terbagi menjadi 10 zona. Pada zona satu sumber pendanaan sepenuhnya dari APBN dan telah disiapkan anggaran Rp 750 miliar. Sementara, pada zona dua sampai dengan 10 akan melibatkan pihak swasta.
"Kalau zona lain, kita hanya menyiapkan lahan. Lahan yang siap penuh. Nah nanti mereka mau membuat tambahnya seperti apa metodenya, mau membuat publiknya bagaimana Itu terserah dari investor mereka," tambahnya.
Direktur Utama PT Garam, Abraham Mose mengklaim banyak calon investor yang tertarik berinvestasi di proyek pembangunan tambak garam di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Abraham menyebut calon investor ini tak hanya berasal dari pengusaha di tanah air namun juga dari luar Indonesia.
"Dari luar negeri juga ada, karena dengan ditutup impor sudah banyak juga yang berminat untuk ikut (investasi) dan kita terbuka," kata Abraham dalam lokasi yang sama.
Menurut Abraham, investasi yang dibutuhkan dalam membangun satu pabrik bisa mencapai Rp 650 miliar dengan rata-rata produksi yang diharapkan sebesar 200 ribu ton dalam satu kali produksi.
"Udah ada investor yang telepon, tapi kan masih berhitung mereka untuk bisnisnya nanti akan seperti apa," tambahnya.
Baca Juga: Gudang Garam (GGRM) Injeksi Modal ke Proyek Jalan Tol, Cek Rekomendasi Sahamnya
Selanjutnya: Pabrik GAC Beroperasi, Indomobil Group Perkuat Investasi lewat National Assemblers
Menarik Dibaca: Harga Emas Malah Naik di tengah Sinyal Ketegangan AS-China Mereda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News