kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -16.000   -0,82%
  • USD/IDR 16.295   0,00   0,00%
  • IDX 7.069   24,22   0,34%
  • KOMPAS100 1.030   7,41   0,72%
  • LQ45 797   1,70   0,21%
  • ISSI 227   3,06   1,37%
  • IDX30 416   -0,15   -0,04%
  • IDXHIDIV20 488   -3,49   -0,71%
  • IDX80 116   0,79   0,69%
  • IDXV30 119   1,25   1,05%
  • IDXQ30 135   -0,96   -0,71%

Tarif AS-China Turun Sementara, Peluang Emas bagi Ekspor Bahan Baku Indonesia!


Selasa, 13 Mei 2025 / 12:48 WIB
Tarif AS-China Turun Sementara, Peluang Emas bagi Ekspor Bahan Baku Indonesia!
ILUSTRASI. Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China menyepakati pemangkasan tarif impor produk masing-masing negara selama 90 hari ke depan.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China menyepakati pemangkasan tarif impor produk masing-masing negara selama 90 hari ke depan.

Kesepakatan ini dinilai bisa meredakan ketegangan global dan memberi angin segar bagi perekonomian Indonesia.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda mengatakan bahwa sisi positif dari kesepakatan AS-China mampu meningkatkan perekonomian global yang saat ini diprediksi terus melemah.

Menurutnya, kesepakatan yang terjadi diharapkan bisa mendorong permintaan barang dari dan ke masing-masing negara. Di mana, permintaan bahan baku untuk produksi akan meningkat terlebih untuk barang produksi China yang dikirim ke AS.

Baca Juga: Kabar Baik! Kesepakatan Tarif AS-China Redakan Ancaman Resesi

“Termasuk bahan baku barang-barang dari Indonesia yang akan mengalami penguatan setelah adanya kesepakatan ini,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (13/5).

Nailul mengungkapkan, dengan kesepakatan AS-China, pertumbuhan ekonomi global diprediksi juga bakal menguat meskipun tipis. Namun, permintaan barang secara global akan kembali normal, sebaliknya jika perang dagang berlanjut permintaan barang akan ambles.

Dia berpandangan, Indonesia harus memanfaatkan momentum ini untuk bernegosiasi ke pemerintah AS terkait dengan tarif yang dikenakan. Menurutnya, bila dengan China saja bisa terjalin kesepakatan yang menguntungkan, pemerintah seharusnya bisa berupaya serupa.

“Selain itu, pemerintah harus mengupayakan kebijakan preventif jikalau kesepakatan ini tidak berlanjut,” ungkapnya.

Baca Juga: Tarif AS-China Turun Sementara, Ekonom: Positif bagi Rupiah dan Ekonomi Indonesia

Di samping itu, Nailul menuturkan, industri dalam negeri harus siap menahan gempuran bila kesepakatan tarif berubah. Misalnya, mencari pangsa pasar alternatif hingga proteksi perdagangan melalui non tarif barriers.

“Pemerintah juga perlu bernegosiasi dengan China terkait penggunaan bahan baku dari Indonesia untuk melindungi ekspor Indonesia ke China. Pemerintah juga mempersiapkan iklim investasi yang baik bagi investor guna menampung investor yang mungkin saja bisa pindah dari China,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×