kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Target SBR004 bisa diperbesar Rp 5 triliun


Kamis, 30 Agustus 2018 / 06:09 WIB
Target SBR004 bisa diperbesar Rp 5 triliun
ILUSTRASI. Peluncuran saving bond ritel SBR004


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan memperbesar atau upsize target indikatif penerbitan instrumen Savings Bond Ritel seri SBR004. Upsize dilakukan karena investor menggemari surat utang yang ditawarkan sejak Senin (20/8). Hal itu tidak terlepas dari yield SBR004 yang cukup besar, kemudahan pembelian, serta jaminan keamanan obligasi.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Loto Srinaita Ginting mengatakan, hingga Rabu (29/8) siang, jumlah penawaran yang masuk (completed order) untuk SBR004 mencapai Rp 2,8 triliun.

Angka itu jauh lebih tinggi dibanding target indikatif awal sebesar Rp 1 triliun, dan lebih tinggi dibanding hasil penerbitan SBR003 di Mei lalu sebesar Rp 1,93 triliun. Karena itu pemerintah berencana memperbesar target tersebut hingga Rp 5 triliun. "Rencana upsize sementara ini dibuka sampai dengan Rp 5 triliun, jika diperlukan," katanya kepada KONTAN, Rabu.

Menurut Loto, banyaknya penawaran yang masuk kemungkinan karena investor mulai mengenal instrumen SBR. Investor juga mulai memahami cara pembeliannya yang dilakukan online.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, target indikatif penerbitan SBR004 bisa ditingkatkan karena peminatnya cukup banyak. Terlebih lagi, pemerintah menyasar investor milenial dengan minimal pembelian yang mudah dijangkau, yakni paling sedikit Rp 1 juta. Selain itu, "Investor juga melihat bunga yang diberikan menarik," kata David kepada KONTAN, Rabu (29/8).

Pemerintah juga menunjuk sejumlah agen penjual mulai bank, perusahaan efek hingga perusahaan fintech peer to peer lending serta perusahaan efek khusus untuk memasarkan surat utang ini.

Dalam penerbitan SBR004, pemerintah memakai skema kupon mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) setara dengan suku bunga acuan Bank Indonesia 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR).

Besaran kupon yang diberikan yaitu 8,05%, yang berasal dari suku bunga acuan BI sebesar 5,5% ditambah dengan spread tetap 255 basis points (bps) atau 2,55%.

Meski SBR004 tak bisa diperdagangkan, namun pemerintah memberikan fasilitas pencairan lebih awal atau early redemption pada 21 Oktober 2019. "Besarnya minat investor jadi kesempatan bagi pemerintah untuk mendorong kepemilikan investor domestik di SBN," tambah David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×